SOLO, MENARA62.COM – Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial Universitas Muhammadiyah Surakarta (PSBPS UMS) bekerja sama dengan Lembaga Bahasa dan Ilmu Pengetahuan Umum (LBIPU) UMS dan Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyelenggarakan serangkaian pelatihan standardisasi kompetensi dosen Pancasila di perguruan tinggi.
Pelatihan dilangsungkan selama tiga hari dimulai dari 21-23 Februari 2023 di Ruang Seminar Gedung Induk Siti Walidah UMS dengan diikuti oleh 72 dosen pengajar Pancasila dari 24 universitas di Indonesia. Pelatihan ini tidak hanya diikuti oleh dosen senior, tapi juga oleh kalangan dosen muda.
Direktur Eksekutif PSBPS UMS, Dra., Yayah Khisbiyah, M.A., menyampaikan bahwa mata kuliah Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi seringkali dianggap nomor dua atau tidak vital, dan menurutnya kondisi ini tentu sangat memprihatinkan.
“Hal ini sangat memprihatinkan karena sebetulnya mata kuliah Pendidikan Pancasila mengandung nilai-nilai yang ketika disosialisasikan, diinternalisasikan, diimplementasikan sebetulnya akan bisa mengubah tatanan sosial, keadilan sosial, kesejahteraan sosial di negeri kita ini,” jelas Yayah Khisbiyah.
Dia mengatakan pelatihan ini didasarkan atas persoalan Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi kian hari semakin merosot, seperti yang ditunjukkan data survey PSBPS. Data tersebut menyebutkan mahasiswa atau dosen menganggap mata kuliah tersebut sebagai mata kuliah yang membosankan.
“Dari hasil survey ditemukan bahwa kemampuan kompetensi para dosen sangat beragam sehingga kita perlu membantu merapikan, sehingga kemudian target atau tujuan-tujuan dari Pendidikan Pancasila lebih bisa dicapai,” terang Direktur Eksekutif PSBPS UMS itu.
Penyeragaman kompetensi para dosen ini mencakup beberapa poin: (1) landasan pendidikan dan teori belajar; (2) strategi pembelajaran yang menarik, inspiratif, dan menyenangkan; (3) media pembelajaran; (4) evaluasi pembelajaran; (5) penyusunan perangkat pembelajaran; dan (6) peer teaching. Selain itu perserta juga akan mendapatkan materi terkait Modul Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi yang sudah di revitalisasi.
Andy Dwi Bayu Bawono sebagai perwakilan Majelis Diktilitbang mengatakan program yang dijalankan PBSPS sangat bagus.
“Berkenaan dengan konteks Pancasila saya pikir ini sangat bagus, nantinya mungkin program ke depan, dapat menyebarkan program ini, tidak hanya pada dosen yang ikut, tetapi juga ke perguruan tinggi lain dari Aceh sampai Papua,” ungkap Andy Bawono.
Dia juga berharap Muhammadiyah dapat mengadopsi atau membuat program yang sejenis untuk penguatan demokrasi. (Maysali)