26.4 C
Jakarta

Majelis Pustaka dan Informasi Bangun Kader Muhammadiyah Melek Literasi Digital

Baca Juga:

SOLO, MENARA62.COM – Di hari kedua penyelenggaraan Diskusi Buku dan Workshop Literasi Digital Moderasi Beragama, Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melakukan diskusi dan pelatihan dalam ranah digital.
Dalam kesempatan tersebut M. Arfi Hatim, M.Ag Kepala Pusat Litbang Bimbingan Masyarakat Agama dan Layanan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama berbagi pemahamannya terkait dengan kebijakan dan penguatan literasi moderasi beragama.
“Jadi kalau kita bicara tentang kebijakan moderasi beragama di ruang digital itu sebenarnya ada beberapa. Pertama itu kebijakan itu sendiri, kemudian kedua tentang moderasi beragama atau wasathiyah itu sendiri termasuk juga ruang digital,” papar Arfi Hatim melalui sambungan platform zoom meeting, Sabtu (23/3).
Dia menerangkan, ketika berbicara tentang tema maupun teori, itu tidak terlepas dari literasi itu sendiri. Bahwa literasi itu adalah kemampuan untuk memahami, membaca, menulis. Literasi ini dalam keilmuan sangat diperlukan.
Arfi Hatim menegaskan bahwa diseminasi dan sosialisasi paling mudah adalah melalui ruang digital.
“Sehingga kalau ingin kuat dalam wasathiyah atau moderasi beragama itu sendiri agar menjadi jauh jangkauannya, cakupannya, apabila memanfaatkan teknologi informasi,” terangnya.
Perpres 58 tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama: Penyelenggara Penguatan Moderasi Beragama. Kebijakan inu menjadi panduan dan afirmasi.
“Betapa penting moderasi beragama ini sebagai konsep, sebagai sebuah gerakan yang mana moderasi beragama ini merupakan salah satu kunci daripada terciptanya kerukunan, terciptanya moderasi, harmoni, dan sebagainya,” katanya.
Namun juga perlu melibatkan pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat untuk penguatan moderasi beragama itu sendiri.
Terdapat 8 kelompok strategis Moderasi Beragama yaitu birokrasi, dunia pendidikan, Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia, media, masyarakat sipil, partai politik, dan dunia bisnis.
“Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi informasi dengan memanfaatkan ruang digital sehingga cakupannya bisa lebih luas,” tegas Arfi Hatim.
Kemudian dilanjutkan dengan diskusi bersama Pakar Komunikasi Digital, Dr. Rulli Nasrullah, M.Si anggota MPI PP Muhammadiyah. Peserta yang berkumpul di Gedung Induk Siti Walidah ini sangat antusias untuk bertanya terkait dengan lokus dari komunikasi yaitu, konten, media, dan audiens.
Direktur Eksekutif ICT Watch, Indriyatno Banyumurti, atau biasa dipanggil IB, menjadi pembicara dalam kegiatan Workshop Literasi Digital Moderasi Beragama. IB secara interaktif menyampaikan edukasi kepada peserta mengenai literasi digital.
“Dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), literasi digital memiliki 4 pilar, (1) Cakap; (2) Aman; (3) Budaya; dan (4) Etika, disingkat CABE,” ungkap IB dalam membuka obrolannya pagi ini.
IB memberikan salah satu contoh peretasan akun menggunakan tautan yang akan otomatis tersambung ke perangkat pengguna dan mendapat informasi pribadi. Dirinya mengajak para peserta untuk bersama-sama mengunjungi laman tersebut dan menunjukan bahwa informasi pribadi mereka dapat dengan mudah tersebar jika mengunjungi tautan ilegal.
“URL nya perhatikan, jangan sampai kita terjebak. itu tadi salah satu phishing (pengelabuan) percobaan mengambil data, termasuk username dan password,” ujarnya.
Tak hanya itu, IB juga membantu para peserta dalam melakukan verifikasi dua langkah di WhatsApp agar keamanannya lebih terjaga serta memberikan tips tentang bagaimana membuat kata sandi yang aman dari jangkauan peretas. (*)
- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!