Gunungan
Gunungan/kayon dalam konsep Jawa adalah symbol tentang pohon kehidupan yang melambangkan seisi alam semesta. Dalam pagelaran wayang, gunungan digunakan sebagai pembuka dan penutup pagelaran, sebagai penanda setiap pergantian adegan/babak (jejeran).
Bentuk gunungan angka 48 dalam tulisan Arab, menjadi simbol dari muktamar ke 48 yang menjelaskan estafeta dari periode ke periode menuju babak baru, yang menunjukkan langkah pergerakan dinamis dalam mencapai tujuan Muhammadiyah sebagaimana dicita-citakan KH Ahmad Dahlan.
Kaligrafi
Gubahan gunungan dibentuk dari angka 48 dalam kaligrafi Arab. Kaligrafi dan Arsitektur melambangkan peradaban dan seni Islam yang bernilai tinggi.
Panah ke atas
Angka 8 berbentuk seperti anak panah menghadap ke atas, melambangkan perkembangan dan tujuan organisasi dalam membangun/ membangkitkan Peradaban Islam yang Berkemajuan.
Latarbelakang Alam Semesta dan Lintasan Cahaya
Background dari gunungan adalah simbolisasi dari alam semesta, sekaligus menggambarkan lintas gerak cahaya (sinar) yang mencerminkan dinamisasi gerakan dakwah dan tajdid pencerahan Muhammadiyah di bumi Indonesia yang terus bergerak dinamis melewati ruang dan waktu guna mencerahkan semesta sebagai aktualisasi Islam Berkemajuan yang menyebarkan misi rahmatan lil-‘alamin.
Berbentuk lingkaran melambangkan keterusmenerusan tanpa putus dan melintas batas. Semburat cahaya bersudut 48 menggambarkan energy, kekuatan, martabat, dan kecerdasan serta dapat diartikan juga sebagai simbol pencerahan yang menggembirakan dalam Muktamar ke-48 tersebut. Pancaran cahaya itu menyinari dunia sehingga menjadi rahmat bagi semesta.
Jenis huruf
Penulisan Muktamar, tema dan seterusnya menggunakan jenis huruf “Futura” yang mempunyai karakter kokoh, modern, dan futuristik dalam spirit Berkemajuan untuk memajukan Indonesia dan mencerahkan semesta.