Mumpung Presiden Joko Widodo ke Papua, untuk kampanye, dan menargetkan menang sampai 80 persen di seluruh Papua, Komnas HAM mengingatkan soal PR masalah kemanusiaan di Nduga, salah satu kabupaten di Papua.
Persoalan ini serius, seserius keinginan Presiden Joko Widodo yang kini mengajak KH Ma’ruf Amin, sebagai wakilnya, untuk menang di pemilu presiden mendatang.
Bak mengingatkan ada borok di kaki, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) meminta Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan segera menangani masalah kemanusiaan di Nduga akibat kontak senjata antara TNI dan kelompok bersenjata.
Antara melansir, Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM Amiruddin di Jakarta, Senin (1/4/2019) mengatakan, Komnas HAM telah memantau langsung ke Nduga dan bertemu semua unsur untuk memahami persoalan yang ada.
“Saya sudah minta Menko PMK untuk menangani persoalan kemanusiaan yang hadir dan terjadi akibat peristiwa itu. Itu sudah kami sampaikan. Nah, sampai hari ini saya tunggu mereka mau bertindak apa,” ucap Amiruddin.
Ia menyebut, adanya pengungsian di Nduga merupakan masalah kemanusiaan yang semestinya segera ditangani Kemenko PMK karena masuk dalam kewenangan kementerian itu. Soal kondisi di lapangan yang dijumpainya dan rekomendasi yang diberikan Komnas HAM kepada Kemenko PMK, Amiruddin enggan membeberkannya.
“Pokoknya ada masalah,” kata dia.
Tim Komnas HAM
Ada pun Tim Investigasi Kasus Nduga Papua menemukan banyak warga sipil yang kini trauma akibat kontak senjata TNI dengan kelompok bersenjata dalam beberapa waktu terakhir buntut insiden penembakan mematikan kelompok itu terhadap pekerja di Nduga.
Menurut anggota Tim Investigasi Kasus Nduga Papua Pater John Djonga, warga Nduga yang tidak terlibat aksi ikut ,terdampak sehingga banyak yang mengungsi ke hutan dan kawasan lainnya untuk menghindari dampak operasi militer.
“Hasil investigasi yang ditemukan memperlihatkan, ibu-ibu melahirkan di hutan ketika mereka berada di pengungsian. Mereka juga sulit mengakses pertolongan medis,” kata John.
Dampak lain yang dirasakan warga Nduga di saat ini, kata dia, adalah tidak dapat menjalani aktivitas seperti biasa, termasuk beribadah. Untuk itu, Tim Investigasi Kasus Nduga Papua merekomendasikan agar ada dialog lintas elemen untuk mengatasi bencana kemanusiaan itu.
Kampanye
Konstituen kandidat presiden Joko Widodo, seolah tak mengetahui masalah ini. Joko Widodo pun tampanya cukup tenang dan percaya diri saat berkampanye di Papua Barat. Senin malam, ia tiba di Bandara Domini Eduar Osok pukul 21.45 waktu setempat, dan baru tiba di lokasi kampanye pukul 23.00.
Ia pun bercerita, jika keterlambatannya di lokasi kampanye, karena enam kali “dihadang” pendukungnya. Bayangkan, iring-iringan presiden tidak bisa lewat karena massa menumpuk di jalan, opo tumon. Kalau ini betulan, tentu saja Paspampres tidak akan tinggal diam. Aparat kepolisian tentu sudah mengosongkan dan mengamankan jalan yang akan dilalui presiden.
Ah sudahlah, mungkin Joko Widodo sedang cuti dari posisi sebagai presiden, sehingga bisa dihadang warga dan perjalanannya jadi terhambat. Namun yang jelas, ketika “dihadang” itu, dia bersalaman dan membagikan kaos, seperti dilansir Antara.