SOLO, MENARA62.COM – Ribuan mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) akan segera memulai perjalanan akademik. Penyambutan mahasiswa baru tersebut akan dimulai pada Senin (19/8/2024) mendatang di Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS. Pada tahun ajaran 2024/2025 UMS berkomitmen untuk menyiapkan individu-individu yang siap untuk berkarya dan bermartabat dalam keberagaman.
Hal tersebut disampaikan oleh Ahmada Auliya Rahman, S.I.Kom., M.Pd., selaku Ketua Panitia Masa Ta’aruf (Masta) 2024.
Ahmada Auliya Rahman mengungkapkan mahasiswa baru tidak hanya melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tetapi juga memasuki sebuah ekosistem yang penuh dengan beragam ide, nilai, dan identitas.
“Kampus menjadi tempat di mana berbagai latar belakang budaya, suku, dan agama bertemu, menciptakan mozaik keberagaman yang kaya dan dinamis. Di sinilah, keberagaman menjadi sebuah kekuatan yang memperkaya proses pembelajaran dan mendorong inovasi,” ungkapnya Sabtu (17/8/2024).
Dengan keberagaman yang ada, lanjutnya, kampus menjadi arena di mana setiap mahasiswa dapat belajar dari satu sama lain, merangkul perbedaan, dan mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam konteks yang lebih luas.
“Keberagaman merupakan salah satu aset terbesar yang dimiliki oleh masyarakat, termasuk dalam lingkungan akademik. Di dunia yang semakin terhubung dan kompleks, keberagaman memberikan perspektif yang berbeda, yang memperkaya pengalaman belajar setiap individu,” terang Ketua Panitia Masta UMS itu.
Menurutnya, perbedaan bukan menjadi hambatan, bahkan keberagaman adalah sumber daya untuk melihat dunia dari berbagai sudut pandang, memahami kompleksitasnya, dan menemukan solusi kreatif untuk tantangan yang ada. Sehingga kampus dapat dijadikan sebagai miniatur masyarakat menyediakan ruang di mana keberagaman ini tidak hanya dihargai, tetapi juga dipelihara dan dikembangkan.
“Keberagaman juga berperan penting dalam mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan global. Dunia saat ini dihadapkan pada isu-isu yang tidak bisa diselesaikan oleh satu perspektif atau disiplin ilmu saja. Tantangan seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan sosial, dan konflik internasional memerlukan pemikiran yang inklusif dan solusi yang interdisipliner,” terang Ahmada Auliya Rahman.
Namun, berkarya dalam keberagaman memerlukan lebih dari sekadar toleransi. Diperlukan komitmen untuk menjaga martabat setiap individu, menghormati hak dan identitas mereka. Dalam dunia akademik, martabat ini terwujud dalam sikap saling menghargai, baik dalam diskusi di kelas maupun dalam interaksi sehari-hari.
“Setiap mahasiswa diharapkan dapat berkontribusi secara positif, mengembangkan ide-ide yang inovatif, dan mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh untuk kemaslahatan bersama,” tambahnya.
Ketua Panitia itu juga menyampaikan sebagai anggota baru dalam komunitas kampus, mahasiswa diharapkan untuk tidak hanya fokus pada prestasi akademik, tetapi juga terlibat aktif dalam berbagai kegiatan yang mempromosikan inklusivitas dan kebersamaan.
“Pada akhirnya, komitmen untuk berkarya dan bermartabat dalam keberagaman menjadi pondasi penting bagi setiap mahasiswa baru yang memasuki lingkungan kampus,” tegasnya,
Dengan menanamkan nilai-nilai inklusivitas dan martabat dalam setiap tindakan, tambahnya, mahasiswa tidak hanya mengembangkan potensi diri, tetapi juga menyiapkan diri untuk berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih adil dan setara.
“Selamat datang di Universitas Muhammadiyah Surakarta, kampus tercinta tempat di mana setiap langkah yang diambil akan membentuk masa depan yang lebih cerah,” pungkasnya. (*)