32.8 C
Jakarta

MDMC : Hoax Memperparah Gempa Lombok

Baca Juga:

Jakarta, Menara62.com – Gempa yang beberapa kali mengguncang Lombok, menyisakan duka dan permasalahan kemanusiaan. Untuk mengetahui itu, LK2PK menggelar sharing lintas lembaga kemanusiaan atas temuan mereka di lokasi gempa Lombok di Aula Anton Chekhov, Merial Klinik, Cawang, Jakarta Selatan, Minggu (26/8).

Dalam diskusi ini hadir perwakilan Dompet Dhuafa Maya Sita (relawan psikologi anak), Sigit BJ (relawan ambulans motor), Bayuni Izzat (dokter relawan), dan M. Abdoel Malik R. (Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah/MDMC).

Dalam diskusinya, selain memaparkan pengalaman selama menjadi relawan, para relawan ini bercerita permasalahan seputar bencana di Lombok, salah satunya adalah hoax. Hal itu dipaparkan oleh Abdoel Malik R.

“Di gempa Lombok ini banyak hoax yang beredar soal isu sentimen agama,” paparnya.

Hoax lainnya adalah adanya beberapa pihak yang menghubungkan antara gempa Lombok ini dengan pilihan politik.

“Banyak informasi yang beredar soal gempa Lombok ini soal kekufuran tokoh-tokoh tertentu,” lanjutnya.

Selain dari itu, menurutnya, hoax yang beredar adalah seputaran distribusi bantuan dan kondisi kebencanaan.

“Hal ini disebabkan karena pemerintah kekurangan data. Pemerintah menggantungkan data pada lembaga-lembaga kemanusiaan yang bertugas di sana,” paparnya.

Selain dari itu permasalahan lainnya adalah ketidaksiapan para tenaga relawan yang bertugas di sana.

“Banyak relawan tidak memiliki skill kebencanaan dan bingung mau ngapain di lapangan,” tutur Sigit BJ.

Untuk itu, diskusi ini mengharapkan adanya kerjasama lintas lembaga kemanusiaan untuk memperbaiki kondisi Lombok yang terkena gempa ini.

Selain dari itu, para relawan lintas lembaga ini mengharapkan perhatian pemerintah soal gempa di lombok utamanya soal pendataan, sehingga mencegah simpang siurnya informasi. Terlepas dari itu, mereka mengakui bahwa mereka akan senantiasa bermitra dengan pemerintah demi kemanusiaan.

“Saya kira antara pemerintah dan lembaga kemanusiaan tidak ada gap. Kami berjuang atas nama kemanusiaan tanpa memandang ras, suku, agama, dan pilihan politik,” papar Malik.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!