32.8 C
Jakarta

MDMC Kirim Tim Asistensi Ke Maluku

Gempa Susulan di Maluku Masih Terus Terjadi

Baca Juga:

MALUKU TENGAH, MENARA62.COM — Jumat,  (11/10/2019), gempa masih terus terjadi di propinsi Maluku, sejak gempa pertama dan cukup besar (6,8 SR) melanda tanggal 26 September 2019 lalu. Bahkan, total jumlah gempa sudah lebih dari 1.469 kali. Itu sebabnya, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PP Muhammadiyah, menerjunkan tim asistensinya.

Tim ini, untuk membantu pelaksanaan respon gempa oleh MDMC Maluku yang sejak tanggal 26 September 2019 sesaat terjadinya gempa.

Personil tim asistensi pertama yang diterjunkan adalah Donny H Mutiasa dari MDMC Jawa Tengah. Ia sudah bertugas dari tanggal 28 September – 5 Oktober 2019. Sedangkan tim kedua terdiri dari dua orang yaitu Sapari dari MDMC Jawa Tengah dan Diaz Kayun Sutrisno dari MDMC Jawa Barat, dengan masa tugas 7-18 Oktober 2019.

Tugas tim asistensi ini, untuk membantu MDMC Maluku menjalankan respon gempa. Mereka, memastikan layanan pos koordinasi dan pos layanan yang didirikan berjalan sebagaimana mestinya. Tugasnya, meliputi penghimpunan dan pengolahan data, berkoordinasi dengan instansi terkait seperti pemda, BPBD, dinas kesehatan dan dinas sosial, pemetaan wilayah terdampak, dan penyusunan rencana operasi MDMC dari hari ke hari di lokasi terdampak.

Kegiatan Tim Asistensi

MDMC Maluku, sudah menetapkan tiga pos untuk laksanakan respon gempa ini, yaitu Pos Koordinasi (Poskor) di Ponpes Al Anshor, Liang, Salahutu, Maluku Tengah. Kemudian Pos Pelayanan (Posyan) Ujung Batu di kawasan Walare, Negeri Wai, Salahutu, Maluku Tengah dan Posyan Kelapa Dua di SMA Muhammadiyah Kelapa Dua, Desa Kairatu, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).

Distribusi logistik ke Pulau Haruku oleh tim MDMC Maluku.

Saat ini, tim kedua yang diterjunkan masih melaksanakan tugas dan berada di Poskor Ponpes Al Anshor, Liang, Salahutu.

Donny H Mutiasa, sudah melaksanakan pendampingan dan koordinasi dengan tim MDMC Maluku. Ia memastikan layanan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan MDMC. Selain itu, ia juga melakukan kunjungan ke Seram Bagian Barat di Posyan Kelapa Dua.

Tim asistensi MDMC, juga berkoordinasi dengan semua unsur Persyarikatan Muhammadiyah Maluku, untuk membuat komitmen pelaksanaan program One Muhammadiyah One Response (OMOR). Komitmen ini, menjadi prosedur operasi standar di Muhammadiyah dalam melaksanakan respon bencana.

Sampai saat ini, tim asistensi kedua membantu MDMC Maluku melaksanakan beberapa kegiatan respon dan layanan. Untuk layanan, tetap dilanjutkan. Layanan ini sudah berjalan sejak awal gempa terjadi, yaitu layanan pemeriksaan kesehatan bagi warga penyintas di sekitar posyan, psikososial, pemberian logistik kebutuhan warga.

Kegiatan tambahan dari yang sudah dilaksanakan sejak awal respon gempa adalah pelaksanaan promosi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi anak-anak warga penyintas di sekitar posyan Ujung Batu. Lokasi tepatnya di halaman Masjid Walare, Ujung Batu yang berada di belakang posyan.

Di sekitar posyan ini, jumlah rumah yang rusak berat dan roboh, total jumlahnya 100 unit. Kegiatan ini dilaksanakan tim kesehatan MDMC yang terdiri dari unsur Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) serta non IMM. Tim ini tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Kesehatan Maluku (PMKM).

Warga dan rumahnya yang roboh di Ujung Batu, Wai, Salahutu, Maluku Tengah.

Pelaksanaan promosi PHBS ini dilatarbelakangi kondisi masih minimnya kesadaran warga, terlebih saat mengungsi untuk menerapkan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan. Anak-anak dipilih karena mereka belum punya pengetahuan yang cukup dan rentan terpapar berbagai macam penyakit akibat perilaku dan kondisi tidak sehat.

Promosi PHBS ini, diikuti 59 anak dengan rentang usia 1,5 sampai dengan 12 tahun. Mereka berasal dari sekitar posyan. Anak-anak mendapat sosialisasi, bimbingan untuk mencuci tangan dengan baik dan benar menggunakan sabun kesehatan, bukan hanya teori namun juga disertai praktek satu persatu. Setelah bimbingan dan praktek, anak-anak mendapatkan satu paket hygiene kit yang terdiri dari sikat gigi, pasta gigi, shampo sachet, dan sabun mandi.

Kunjungi Pulau Haruku

Hari Kamis (10/10/2019), anggota tim asistensi kedua yaitu Sapari beserta dua orang anggota MDMC Maluku Muhammad Tahir Rumonin dan Untung Fikri Rumau, mengunjungi Pulau Haruku tepatnya ke TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Negeri Kailolo. Pulau Haruku, terletak di sebelah timur Kota Ambon. Mereka ke sana menggunakan moda transportasi kapal jetspeed ukuran kecil, yang muat maksimal 7 orang.

Sedangkan TK ABA ini adalah satu-satunya Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang dilaksanakan Aisyiyah di Pulau Haruku, dengan jumlah guru dan tujuh tenaga kependidikan. Di sini, terdapat 37 siswa yang berasal dari kawasan Negeri Kailolo.

Tujuan kunjungan tim asistensi, untuk menyampaikan bantuan logistik dan laksanakan penilaian terhadap kondisi terkini di TK ABA Kailolo beserta para guru, siswa serta orangtua wali murid. Bantuan logistik yang disampaikan, antara lain tikar, lilin, beras, mie instan dan air mineral.

Penilaian kondisi di Pulau Haruku, menyasar kondisi bangunan TK ABA Kailolo, kondisi pembelajaran, para guru, siswa dan orangtua/wali siswa. Berdasarkan temuan di lapangan saat melakukan penilaian, didapati fakta bahwa seluruh guru, siswa dan orangtua/wali siswa mengungsi ke kawasan perbukitan di belakang pemukiman warga Negeri Kailolo.

Kegiatan Promosi Pola Hidup Bersih dan Sehat bagi warga penyintas di Posyan MDMC Ujung Batu, Wai, Salahutu, Maluku Tengah.

Mereka mengalami trauma berkepanjangan, karena gempa terus-menerus terjadi. Bahkan saat kunjungan tersebut, terjadi gempa sebanyak 4 kali, satu diantaranya dengan kekuatan 5,2 SR dan membuat warga cukup panik.

Selain itu, sebagian siswa TK ABA Kailolo mulai terjangkit penyakit seperti cacar. Sakit ditandai dengan bengkak, melepuh dan berairnya kulit di beberapa bagian tubuh mereka.

Warga penyintas di Pulau Haruku ini juga mengeluhkan bahan makanan yang mereka konsumsi dominan pada beras dan mie instan. Ini tentu tidak baik bagi kondisi pencernaan warga, terutama anak-anak, karena tidak ada keseimbangan gizi. Kunjungan diakhiri dengan melihat kondisi siswa dan orangtua/wali di lokasi pengungsian di sekitar sekolah darurat mereka.

Penulis: Sapari

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!