MATARAM, MENARA62.COM — MDMC nyatakan gedung Universitas Muhammadiyah Mataram aman digunakan. Koordinator Klaster Hunian Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Isfanari menyatakan, seluruh gedung Universitas Muhammadiyah (UM) Mataram, Nusa Tenggara Barat, aman untuk digunakan meskipun beberapa kali diguncang gempa bumi sejak 29 Juli-Agustus.
“Konstruksi bangunan aman untuk digunakan ditandai dengan stiker hijau di setiap bangunan,” kata Isfanari memberikan penjelasan kepada media dan civitas akademika Universitas Muhammadiyah Mataram, di Mataram, Ahad (19/8/2018), seperti dilansir Antara.
Pulau Lombok diguncang gempa bumi berkekuatan 6,4 Skala Richter (SR) pada 29 Juli, kemudian 7 SR pada 5 Agustus, dan 6,2 SR pada 9 Agustus. Gempa kembali terjadi pada 19 Agustus berkekuatan 6,5 SR.
Isfanari yang juga menjabat Dekan Fakultas Teknik UM Mataram mengatakan, asesmen yang dilakukan berdasarkan kebutuhan Pengurus Pusat Muhammadiyah untuk memastikan seluruh amal usaha yang ada di NTB aman dari dampak gempa bumi, termasuk gedung kampus.
Tim Klaster Hunian MDMC sudah melakukan asesmen terhadap kondisi seluruh gedung UM Mataram di Jalan KH Ahmad Dahlan No.1, Pagesangan, Kecamatan Mataram. Asesmen dilakukan bekerja sama dengan beberapa ahli konstruksi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di bawah koordinasi Prof Sri Atmaja, dan tergabung dalam Ikatan Ahli Bencana Indonesia.
Ia menambahkan, pemeriksaan dilakukan secara detail mulai dari lantai dasar hingga lantai enam. Ada beberapa bagian gedung yang mengalami retak, namun masih tergolong rusak ringan.
“Kami betul-betul mengecek kondisi kolom dan balok serta tingkat kemiringan. Ini yang penting untuk memastikan bahwa secara struktur bangunan aman,” ujar Isfanari meyakinkan Bendahara Badan Pembina Harian UM Mataram H Arsyad Gani, dan civitas akademika lainnya.
Secara struktur, menurut dia, kondisi seluruh bangunan gedung UM Mataram masuk kategori stiker hijau atau aman digunakan. Artinya tingkat kerusakan di bawah kategori sedang 40-60 persen dan jauh dari kategori rusak berat dengan tingkat kerusakan di atas 60 persen.
“Tapi stiker hijau sewaktu-waktu bisa dievaluasi apabila terjadi gempa susulan yang mengubah struktur bangunan,” ucap Isfanari yang berharap tidak ada lagi gempa bumi susulan.
Selain gedung Universitas Muhammadiyah Mataram, Klaster Hunian Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) bersama ahli konstruksi dari UMY juga melakukan asesmen terhadap seluruh amal usaha yang terdampak gempa bumi di NTB.
Dari hasil asesmen disimpulkan bahwa 90 persen amal usaha aman digunakan, kecuali yang terpapar langsung di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Lombok Utara, terutama masjid dan gedung taman kanak-kanak.
Sementara amal usaha di Kecamatan Selong, dan Desa Pohgading, Kecamatan Pringgabaya, masih aman digunakan, kecuali gedung TK. Oleh sebab itu, dibutuhkan shelter untuk menampung sementara siswa yang jumlahnya relatif banyak.