Bersama teman-teman mahasiswa Indonesia penghuni Graduate House UoW di Mount Selwyn, Cooma, New South Wales, Australia, kami melihat salju.
Kami semua difasilitasi pihak asrama datang ke sini, secara gratis. Ini semacam budi baik pengelola asrama kepada penghuninya. Berangkat dengan dua bus besar pukul 5 subuh hampir 100 orang, termasuk anak-anak. Kami melaksanakan shalat subuh dalam bus.
Tiba jam 11 siang. Perjalanan sejauh lebih dari 250 km. Sayang sekali di sana tidak ada signal. Karena memang di atas pegunungan. Di lokasi itu, tidak ada satupun rumah tinggal.
Sepanjang pegunungan penuh titik-titik salju yang sudah mulai mencair. Kemungkinan bulan depan sudah hampir cair semuanya. Nanti bulan Juni – Agustus tahun depan ada lagi.
Di sana ada banyak jenis permainan. Mulai dari tobogan, tubing, ski dan lift. Semua permainan ini masing-masing dibayar. Rata-rata $18 per orang per hari. Atau sekitar seratus delapan puluh ribu Rupiah. Semua perlengkapan pribadi harus disewa. Seperti baju, celana, sepatu dan kaos tangan.
Perlengkapan itu, khusus disewa untuk kepentingan bermain di salju. Di sini, pengunjung tidak bisa pakaian sendiri. Suhunya sangat dingin. Suhu hampir nol derajat celcius. Semua biaya sewa dan permainan, menjadi tanggungan sendiri. Untuk menghemat biaya, kami hanya bermain satu jenis permainan saja. Yakni tobogan, meluncur dari atas ke lembah salju sejauh seratus meter. Ini bisa dilakukan berulang-ulang. Asyik memang saat meluncur, tapi capek jika naik ke atas lagi.
Untuk makanan, sebagian besar bawa masing-masing. Sesuai dengan selera. Ada memang kantin di sana. Tapi menunya tidak cocok dengan kita. Hanya roti dan kentang goreng serta air panas.
Sebagai negara sekuler, di sini, tak ada ruang shalat atau mushalla. Kami salat duhur di emperan gedung utama pengelola tempat rekreasi ini. Ketika berwudu, dinginnya luar biasa.
Berbeda dengan tempat rekreasi di Indonesia, di sini benar-benar hanya rekreasi. Tidak ada penjual makanan khas atau cendramata.
Sepanjang perjalanan tadi, kami menyaksikan Australia yang mempesona. Pemandangan alam berupa padang rumput sejauh mata. Hewan-hewan ternak yang dibiarkan bebas berkeliaran. Sepanjang jalan ada pagar yang melindungi hewan. Diantaranya sapi, domba, dan kuda.
Beberapa binatang ini tergeletak di jalanan. Ditabrak oleh kendaraan dengan kecepatan tinggi. Walaupun sudah dipagar, ada juga yang melompat dan melintasi jalan raya. Sepanjang pinggir jalan terdapat banyak kolam kecil. Sengaja dibuat untuk menampung air, supaya hewan bisa minum.
Saat catatan dibuat, kami sudah dalam perjalanan pulang. Suasana sudah gelap. Kumandang azan dari ponsel telah berbunyi. Diperkirakan empat jam lagi tiba di rumah. Insya Allah. Wassalam
Penulis: Haidir Fitra Siagian
Melaporkan dari Cooma, New South Wales, Australia 31.08.19 ba’da Magrib.