28.8 C
Jakarta

Membangkitkan Nasyid Kembali

Hari Ini Grand Final Festival Nasyid Milenial

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM — Membangkitkan nasyid kembali. Mungkin tidak banyak yang tahu, kalau sekarang sedang digelar Festival Nasyid Milenial. Pada Senin (10/4/2023) siang, akan digelar grand final, dan acara puncaknya pada Selasa (11/4/2023).

Setiap grup peserta, yang terdiri dari tiga sampai enam orang itu, wajib membawakan lagu nasyid Rapuh atau Neo Shalawat. Selain itu, peserta juga diminta menampilkan lagu pilihan bebas, dan diperbolehkan menampilkan lagu karya sendiri.

Ketua Dewan Juri Festifal Agus Idwar berharap, festival ini dapat dijadikan sebagai momentum kebangkitan kembali Nasyid di Indonesia. Panitia festival ini menyediakan hadiah Rp 15 juta untuk pemenang pertama, Rp 12 juta untuk pemenang kedua, dan Rp 10 juta untuk pemenang ketiga. Selain itu, juga ada juara harapan satu, dua dan tiga, dengan masing-masing hadiah Rp 7,5 juta, Rp 5 juta dan Rp 2,5 juta. Selain itu, pemenang juga akan mendapatkan tropi, dan mereka akan mendapat kesempatan untuk masuk dapur rekaman single.

Nasyid

Nasyid adalah entitas seni Islam yang muncul pada akhir tahun 80-an, yang diawali dengan munculnya grup nasyid Tauhid. Walaupun sebelumnya ada musik Islami seperti Bimbo atau Nasidaria, namun mereka tidak disebut atau dikenal sebagai grup nasyid. Istilah nasyid muncul dari para aktivis Rohani Islam (Rohis) di SMA dan Perguruan Tinggi.

Nasyid waktu itu diperkwnalkan sebagai seni alternatif anak-anak muda di sekolah dan kampus. Warna nasyid yang muncul adalah warna nasyid Haroki, dengan ciri berbahasa Arab, dibawakan secara Mars, bertema perjuangan, terutama terinspirasi dari perlawanan rakyat Palestina, dan dikemas tanpa alat musik. Alat musik pada waktu itu masih diharamkan.

Pada awal 90-an muncullah budaya populer Acapella, yang diperkenalkan oleh grup seperti Boyz 2 Men, All 4 One, Neri Per Caso, dan lain-lain. Melalui merekalah, acapella kemudian booming di Indonesia. Melalui gelombang budaya pop acapella inilah kemudian muncul grup nasyid Snada dari komunitas aktivis Forum Studi Islam FISIP Univesitas Indonesia.

Gaya bernyanyi acapella ini bukan hal baru, karena sudah muncul sejak abad ke 16 di beberapa gereja di Eropa. Jadi acapella adalah cara bernyanyi yang diadopsi dari budaya di luar Islam. Hanya karena acapella tidak menggunakan instrumen musik, maka acapella dapat diterima di kalangan aktivis Rohis tersebut.

Agus mengungkapkan, melalui Snadalah nasyid mulai dikenal luas oleh masyarakat, karena Snada biasa menghiasi layar televisi saat bulan Ramadhan, Disamping itu, undangan off air dan wawancara radio kerap dilakoni oleh Snada. Dengan hadirnya Snada, sampai saat ini masyarakat berasumsi bahwa nasyid itu adalah acapella.

Beragam Genre

Seiring perjalanan waktu, banyak bermunculan grup nasyid dari berbagai genre, misalnya Ebit Beat A (genre Rap), Edcoustic (genre akustik), sampai Hiro yang dibentuk pada tahun 2019, dengan genre EDM (Electronic Dance Music). Bagaimana dengan Opick? Apakah termasuk dalam entitas nasyid? Sejarah mencatat bahwa lagu Tombo Ati Opick dikeluarkan dalam album yang bertajuk Tausiyah Dzikir dan Nasyid.

“Transformasi nasyid ini dapat dibaca dalam tesis Nasyid-morfosis di Indonesia saya,” ujar Agus Idwar.

Melalui semangat transformasi inilah, BAZNAS DKI berinisiatif menyelenggarakan lomba Millenial Nasyid Festival yang akan dilaksanakan mulai tanggal 8 sampai dengan 11 April yang bertempat di Bazar Kuliner BAZIS (BKM) Matraman. Lokasi tepatnya di seberang masjid Matraman.

Melalui kegiatan ini, diharapkan muncul warna nasyid kekinian yang dapat melepas dahaga spiritual masyarakat. Lomba ini merupakan kompetisi nasyid pertama yang menggabungkan berbagai genre nasyid.

“Kemudian Baznas DKI mengajak saya, sebagai pioner nasyid di Indonesia, sekaligus orang yang pernah terjun langsung di industri musik sebagai A&R Producer dari musik sufi DEBU, Opick, dan alm Uje untuk mendesign program ini sekaligus menjadi Ketua Dewan Juri,” ujarnya.

Sedangkan dewan juri terdiri dari, (1) Dewan juri final, 8 dan 9 April 2023 : Erwin Snada, Edi Kemput (Gitaris Grass Rock), dan Agustian (Pengurus Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam MUI Pusat), (2) Dewan Juri Grand Final: Agus Idwar, Dik Doank, dan Dea Mirella.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!