JAKARTA, MENARA62.COM — Memprihatikankan, tawuran pelajar masih terus terjadi. Sudah hampir dua tahun, tidak terjadi tawuran pelajar. Namun, tawuran pelajar kembali terjadi, padahal persekolahan dengan pertemuan tatap muka baru saja dimulai.
Tawuran pelajar, bukan hanya mengancam antarpelajar, tetapi juga sangat mengganggu masyarakat. Tawuran pelajar, tentu juga mengkhawatirkan orangtua.
“Terjebak di situasi psikologis massa pelajar yang akan tawuran, tentu sangat tidak diinginkan, karena aksi brutal akan bisa terjadi begitu saja, dengan menebar ketakutan. Apalagi bila mereka membawa sajam, gir, berteriak teriak dan menderu derukan motornya di tengah jalan. Tentu bikin publik yang didekatnya panik,” ujar Jasra Putra,
Kadivwasmonev KPAI di Jakarta, Sabtu (8/1/2022).
“Tidak ada yang ingin terjebak di tengah amuk massa pelajar. Tapi itu bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak anak kita. Kisah anak pelajar SMP di Cengkareng Jakarta Barat menyatakan demikian, almarhum terbacok sajam di situasi yang tidak pernah diduga dan diinginkannya,” ujarnya.
Jasra mengungkapkan, kekagumannya pada Saepudin, warga di Jalan Majapahit, Jakarta. Saepudin, menurutnya, berani memecah konsentrasi massa pelajar. Aksinya pun sempat viral di media sosial.
“Bahkan mereka memberi efek jera para pelajar yang akan tawuran untuk tidak balik lagi karena di hadang water barrier. Saepudin dan warga dengan berani menjatuhkan motor mereka. Dengan harapan bisa menangkap dan menyerahkan ke Polisi. Namun sayangnya para pelajar tersebut berhasil kabur dari aksi stop tawuran Saepudin dan warga,” ujarnya.