24.5 C
Jakarta

Mendesain Sekolah Tahan Gempa

Baca Juga:

 

Oleh : Pujiono *)

BOYOLALI, MENARA62.COM – Rekruetmen tenaga P3K oleh pemerintah menyisakan kekecewaan bagi honorer di sekolah negeri yang tidak diterima, karena kalah bersaing dengan tenaga bersertifikat pendidik dari sekolah swasta. Sementara sekolah swasta dibuat merana karena ditinggal guru- guru yang berpengalaman. Keadaan ini tentunya menjadikan semua pihak untuk muhasabah. Bagi penyelenggara pendidikan swasta terlebih untuk segera mendesain sekolahnya menjadi kuat dan tahan dari terpaan gempa PPPK ini. Muhammadiyah yang memiliki ribuan sekolah adalah salah satu organisasi yang berdampak dengan masalah ini. Info dari majelis Dikdasmes PWM Jateng sekitar 1249 guru Muhamamdiyah yang diterima P3K untuk tahap 2. Jumlah yang tidak sedikit tentunya. Banyak tafsir mengapa guru Muhamamdiyah pada ikutan P3K, diantararanya : mencari penghasilan kesra yang lebih karena di Muhammadiyah belum sejahtera. Ingin menjadi ASN, atau bisa jadi memang ingin bekerja tidak lagi fullday.

Muhammadiyah memang organisasi yang unik, ada sekolah yang lahir dari ranting sehingga yang “ngesuhi” dan mendesain adalah ranting. Dan ada AUM yang lahir dari aktifis cabang sehingga yang mendominasi dan mendesain adalah pimpinan cabang. Di tataran ranting memiliki ragam sumber daya pimpinan yang berbeda, begitu juga cabang. Ada yang majelis/pimpinan sangat inten mendampingi sekolah, namun tidak sedikit yang sama sekali sekolah berjalan sendiri. Dari ragam inilah tentunya akan menjadikan ragam pula tipe sekolah. Semua bergantung bagaimana pimpinan dan pengelola sekolah mendesain sekolah sesuai kemampuanya. Ada pimpinan yang aktif dan memonitor ‘Nggawangi” untuk mewujudkan sekolah unggul layaknya hotel bintang lima. Namun juga masih ada yang pasif dan sekolah berjalan asal jalan. Sehingga saat ada program P3K inipun pensikapan berbeda. Bagi sekolah yang ingin mendesain menjadi sekolah unggul layaknya bintang lima, tentunya menata regulasi dan membetengi agar sekolah tidak terkena gempa P3K, dengan membuat regulasi ‘mengerem” guru untuk tidak melirik lagi ke P3K. Tentunya dengan konsekwensi sembodo dengan memberikan kesra dan fasilitas seperti BPJS, DPLK dan kesra paling tidak sama atau mendekati P3K. Tetapi bagi sekolah yang tidak terawat tidak termonitor oleh majelis / pimpinan, ya tentunya dengan bahasa yang seragam dibiarkan guru dan karyawan untuk merubah nasibnya. Sehingga sampai ada kejadian kepala sekolah dan gurunya diterima P3K semua yang sertifikasi.

Merunut dari kisah keadaan diatas, tentunya kita tak boleh menyalahkan siapa? Saling menyalahkan hanya akan menjadikan keretakan dan tak terurainya masalah. Semua sudah terjadi. Saatnya mendesain yang baru. Mendesain sekolah yang tahan gempa, sebab jika hal demikian tidak ada ikhtiar dan regulasi baru, tentunya selamanya Muhammadiyah tidak akan punya sekolah unggul dan favorit. Perjumpaan penulis dengan Drs. Marpuji Ali Ketua Komite SD Muhammadyah PK Kota Barat, di saat kami mengajukan pinjaman di AUM bersinar beliau menuturkan bahwa AUM ( Amal Usaha Muhamamdiyah), amal itu dilandasi ikhlas dan usaha itu ikhtiar maksimal profesional. Dan ketika amal ikhlas dan kerja secara profesional layak mendapat hak profesional dan tidak dikatakan mencari hidup di Muhammadiyah. Dan bekerja profesional mendapat hak yang layak itu sah- sah saja. Selagi AUM mampu dan kuat kenapa tidak ? Dan hal ini penulis amati telah terbukti di Perguruan Kotta Barat memang tidak terkena gempa P3K, itu artinya regulasi dan sistem telah membuat nyaman guru dan karyawan.

Lahirnya sekolah Program Khusus sebenarnya jawaban dan harapan baru bagi warga Muhammadiyah setelah ormas lain bermunculanya Sekolah Islam Terpadu. Dan Program Khusus Kotta Barat menjadi kiblat gerakan. Namun sayang banyak bermunculan Program Khusus hanya sekedar memindahkan kata tanpa dibarengi dengan pindahnya sistem. Sehingga Ketika ada P3K ini pun banyak SD Muhammadiyah Program Khusus yang terkena gempa. Belajar dari Kotta Barat dan beberapa Sekolah Muhammadiyah lainnya yang tidak terkena gempa P3K seperti SD Muhammadiyah Plus Salatiga, SD ‘Aisyiyah Unggulan Gemolong. Awalnya juga mengalami kasus yang sama. Ustad Ainul Huri, M.Pd kepala SD Muhammadiyah Plus Salatiga menuturkan pada kami saat ketemu di ajang Lomba olympiCAD 2021 menuturkan bahwa pernah sekolahnya yang diterima PNS adalah 25 guru. Bayangkan jumlah yang sangat spetakuler. Dari kejadian ini pimpinan majelis dan sekolah mulai mendesain dan berfikir bagaimana ke depan guru tidak lagi melirik ke instansi lain termasuk PNS. Maka dibuatlah regulasi yang mengatur hal ini dengan segala konsekuensi tentunya. Kesra guru dinaikkan update terus perlahan sesuai kemampuan dan dibuatlah aturan pembentengan dengan punishment bagi yang mendaftar ke instansi lain. Dan Alhamdulillah tahun ini SD Muhammadiyah Plus Salatiga tidak terpengaruh dengan P3K.

Nah, sekarang semua bergantung pada pimpinan dan pengelola AUM mau mendesain sekolah tipe yang mana. Tipe hotel bintang lima, sekolah unggul maju. Atau sekeladar jalan sehingga hanya jadi batu loncatan layaknya hotel C3 ( Cek IN, Cek ecek, Chek Out). Hilir mudik keluar masuk guru dianggap hal biasa, dan impian mewujudkan sekolah unggul jauh dari harapan. Dan berulang kali kejadian terus akankah terus seperti ini. Bukankah hadist nabi mengatakan “ Jangan sampai kita terjebak ke dalam lobang yang sama untuk kedua kalinya dan orang yang beruntung adalah orang yang hari esok lebih baik dari pada hari ini”, dan firman Allah hendaklah tiap diri untuk memikirkan hari esok yang lebih baik. Semua bergantung pada level masing-masing. Betapa indahnya bila tiap kabupaten bahkan bisa jadi tiap kecamatan Muhammadiyah memilki sekolah yang unggul dan berkemajuan.

Desain Sekolah Maju Tahan Gempa

Pertama, Solidkan jajaran Majelis Dikdasmen dari Ranting, Cabang, Daerah, Wilayah. Masih banyak yang belum memainkan peran dengan maksimal. Bahkan cenderung kurang klop. Di beberapa daerah malah dikira merebut kewenangan. Majelis solid peran dan fungsinya biar maksimal. Minimnya peran yayasan banyak dirasakan madrasah, sehingga madrasah lebih Mbapak Ke Kemenag. Menurut Ustad Pamuji Raharjo Ketua FKKS SD/MIM Jateng guna membangun sekolah maju bergantung pada kesungguhan para pengurus dan pengelola, kemudian menyiapkan leader yang progresif yang visioner, baru sarpras

Kedua, Gali Potensi Badan Usaha Milik Sekolah ( BUMS). Dari rabat BUMS inilah bisa buat mendesain tambahan kesra dan tambahan tambahan lainya seperti askes, DPLK seperti SD ‘Aisyiyah Unggulan Gemolong.

Ketiga, Sinergis Dengan LazisMu. Sebuah pernyataan Bapak Supadi Kepala SD Muhammadiyah Palur saat kami ketemu di masjid Unimus, dia cerita. “LazisMu berdonasi ke luar negeri sampai milyaran, tapi kadang jadi ironis ya, di dalam intern sendiri masih perlu. Maka item Fii sabil lillah ini bisa untuk ditasyarufkan ke pejuang pejuang dakwah di madrasah juga tidak salah. Hal ini tentunya perlu komunikasi dan kolaboratif”.

_________
Semoga Sedikit Coretan ini bermanfaat
Boyolali, 10 Januari 2022

*)Ketua Majelis Pendidikan Kader PDM Kab. Boyolali

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!