JAKARTA, MENARA62.C0M – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) segera membangun sekolah yang rusak akibat gempa di Pidie Jaya, Aceh.
“Saya mengharapkan Kementerian PUPR segera menuntaskan pembangunan ruang kelas sementara dan memulai pembangunan gedung sekolah permanen, sehingga Kemendikbud dapat memenuhi kewajiban menyediakan mebeler dan alat pembelajaran yang dibutuhkan ruang-ruang kelas nanti,” ujar Mendikbud dalam siaran pers di Jakarta, Senin (2/1/2016).
“Gedung sekolah yang baru nanti harus lebih baik dari yang lama,” kata Muhadjir. Menurut dia, pembangunan ruang kelas darurat dan gedung permanen menjadi tanggung jawab Kementerian PUPR dengan anggaran dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sedangkan Kemendikbud bertanggung jawab untuk menyediakan mebeler dan peralatan pembelajaran.
Dalam kunjungan ke Pidie Jaya, Mendikbud melihat langsung proses belajar mengajar yang sudah berlangsung di tenda-tenda darurat sekaligus memeriksa perkembangan pembangunan sekolah darurat.
Saat kunjungan tersebut, Mendikbud didampingi Sekjen Kemendikbud Didik Suhardi, Dirjen Dikdasmen Kemendikbud Hamid Muhammad, Direktur Pembinaan SD Wowon Wirdiyat, dan Direktur Pembinaan Pendidikan dan Layanan Khusus Renani Pantjastuti, Staf Khusus Mendikbud Bidang Monitoring Implementasi Kebijakan Alpha Amirrachman, dan Staf Khusus Mendikbud Bidang Hubungan Antar Lembaga, Fajar Riza Ul Haq.
Mendikbud mengunjungi dan berbicara dengan siswa SDN Jiem Jiem, SMPN 3 Bandar Baru, TK Al Hidayah, SDN Jalan Rata, SMK Kesehatan Putra Nanggroe, dan SMAN 1 Trienggadeng.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang tersebut disambut dengan gembira oleh guru dan siswa di sekolah-sekolah tersebut. Mereka harus melaksanakan proses belajar mengajar di tenda-tenda darurat karena ruang-ruang kelas sementara masih dalam proses pembangunan oleh Kementerian PUPR.
Mendikbud mengharapkan sekolah-sekolah yang rusak ringan agar betul-betul mengajak siswanya kembali ke sekolah.
Sejauh ini sudah didirikan 170 tenda pada 68 titik lokasi sekolah. Sebanyak 158 ruang kelas sementara juga sedang dibangun di 28 titik lokasi sekolah yang rusak berat.
“Saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada guru dan siswa dengan semangat tinggi kembali ke sekolah walaupun dengan berbagai keterbatasan,” kata Muhadjir. “Penyembuhan trauma dan bimbingan psikososial penting dan akan terus dilakukan oleh Kemendikbud.”
Kepala Sekolah SDN Jalan Rata, Hamdiah, mengatakan para siswa tetap gembira walaupun terpaksa belajar di bawah tenda, serta guru-guru juga tetap semangat untuk mengajar.
Kepala Sekolah SMPN 3 Bandarbaru, Rusli, mengharapkan dapat segera pindah dari tenda ke gedung yang layak.
Pemantauan tim Kemendikbud terkait kerusakan sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan menemukan terdapat 65 sekolah yang mengalami kerusakan, terdiri dari 35 Sekolah Dasar (SD), 11 Sekolah Menengah Pertama (SMP), 13 Sekolah Menengah Atas (SMA), dan 6 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Selain itu, terdapat juga 81 fasilitas pendidikan anak usia dini (PAUD) mengalami kerusakan sarana dan prasarana dengan tingkat kerusakan sedang dan berat.
Mendikbud memaparkan rencana pemenuhan kebutuhan bantuan usai gempa Aceh dengan total anggaran sekitar Rp68,2 miliar, rinciannya pada tahun 2016 akan disalurkan sebesar Rp25,8 miliar, dan tahun anggaran 2017 dialokasikan sebesar Rp42,4 miliar. (antaranews.com)