JAKARTA, MENARA62.COM – Pendiri Gojek yang kini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiel Makarim, menggulirkan gagasan penerapan aplikasi online pada sistem pendidikan di Indonesia. Namun, anggota Komisi X DPR Ledia Hanifa Amaliah meminta Nadiem mempertimbangkan dampak ikutannya.
“Penerapan aplikasi sistem pendidikan pasti memerlukan perangkat, internet, dan pasokan listrik yang stabil,” kata Ledia melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (4/11/2019).
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu juga mengingatkan, Kemendikbud tidak bisa berjalan sendiri untuk mengembangkan aplikasi sistem pendidikan. Sebab, banyak hal harus diperhitungkan secara luas dan integratif.
“Angka-angka biaya yang timbul juga harus diperhitungkan secara seksama, apakah akan memudahkan atau menyulitkan masyarakat di kemudian hari,” tutur Ledia.
Ia meminta Nadiem mempertimbangkan anggaran perangkat yang harus disediakan masyarakat serta ketersediaan dan kualitas layanan internet dan listrik pada setiap wilayah. Termasuk, soal tarif dasar listrik yang semakin tinggi sehingga timbul biaya besar yang membebani masyarakat untuk mengakses aplikasi sistem pendidikan.
“Itu semua memerlukan pertimbangan sangat seksama dari Kemendikbud, termasuk dengan melakukan koordinasi lintas sektoral. Jangan sampai kelak justru menambah beban siswa, orang tua, dan sekolah,” kata Ledia.
Namun, Ledia tetap menilai wacana pengembangan aplikasi sistem pendidikan sebagai suatu hal yang positif di era digital. “Tentunya bisa menopang perkembangan sistem pendidikan kita menjadi lebih baik,” ujarnya.