PURWOKERTO, MENARA62.COM– Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy berharap tahun ajaran baru 2017 reformasi sekolah sudah bisa dimulai. Ini penting untuk mendorong percepatan implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Hal tersebut dikatakan Mendikbud ketika meresmikan penerapan PPK di Purwokerto, kabupaten Banyumas Jawa Tengah, Kamis (27/04/2017). Peluncuran penerapan PPK juga ditandai pembacaan ikrar dan penandatangan baliho raksasa oleh Mendikbud, bupati dan kepala dinas pendidikan.
Kabupaten Banyumas sejak tahun lalu telah menerapkan PPK untuk 125 SMP. Dan untuk tahun ajaran mendatang, akan diterapkan pada 810 Sekolah Dasar (SD).
“Saya mengapresiasi Banyumas ini sebagai kabupaten pendidikan karakter. Selain sekolah, saya lihat kotanya juga sangat kondusif untuk penanaman karakter,” puji Mendikbud.
Menurut Mendikbud revolusi mental harus benar-benar dikondisikan di sekolah. Sesuai Nawacita, maka porsi pendidikan karakter harus lebih besar daripada pengetahuan. Oleh karena itu sekolah harus direformasi baik manajemen, lingkungan, guru, kepala sekolah, komite sekolah, maupun lingkungan masyarakat.
“Bung Karno dulu menekankan dua hal, yakni nation building dan character building. Itu tidak akan bisa kita wijudkan kalau kita tidak sungguh-sungguh menerapkannya dalam pendidikan sejak dini,” ungkap Mendikbud.
Untuk itu, lanjut Mendikbud, mulai tahun ajaran depan diharapkan sudah terealisasi reformasi sekolah. Antara lain, kerja guru 8 jam di sekolah bukan hanya untuk mengajar atau tatap muka tetapi memperbanyak aktivitas murid di luar pelajaran. Selain itu kepala sekolah akan diperankan sebagai manajer sekolah yang aktif memikirkan dan mengembangkan kualitas sekolah.
Kemendikbud juga telah mengeluarkan Peraturan Menteri tentang komite sekolah yang didorong menjadi mitra sekolah untuk ikut berpartisipasi secara gotong royong dalam pendidikan.
“Lingkungan Banyumas ini sudah cukup bagus. Saya menantang agar guru dan kepala sekolah lebih kreatif lagi memanfaatkan potensi ini. Kurangi metode ceramah, ajak anak-anak ke sanggar, musium, pasar, bank, masjid, gereja, sawah dan lain-lain. Bimbing mereka menjadi pemimpin yang cerdas, toleran dan jujur, tanamkan jiwa wirausaha ulet dan kerja keras, menyukai seni dan budaya,serta berkepeinadian yang baik dan taat beribadah,” tambah mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini.
Mendikbud berharap guru semakin luwes dalam mendidik muridya. Idak perlu kaku dengan jadwal yang dibuat jika memang bisa dibuat fleksibel asal tujuan pendidikan tercapai. Guru juga diminta tidak gampang marah pada murid yang bandel, sebab seringkali kebandelan itu menjadi bagian dari manifestasi kecerdasan seseorang.
“Jadilah guru yang menyenangkan, menjadi tuladha (teladan) bagi anak-anak. Jangan hanya bisa mendorong dan memorivasi, tapi juga menjadi contoh kebaikan,” papar Muhadjir.
Bupati Banyumas Ahmad Husein yang didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwadi Santoso menyatakan siap mendukung kebijakan Mendikbud. Ia berharap di wilayahnya akan lahir tokoh-tokoh besar seperti Jenderal Sudirman.
Menurut Purwadi di 510 SD se-kabupaten Banyumas pendidikan karakter akan menekankan pada nilai kejujuran dan keuletan sesuai kekhasan Banyumasan. Karakter ini diterapkan pada keseharian siswa berbasis budaya kelas, budaya sekolah dan budaya masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Mendikbud memberikan bantuan 500 buku yang terdiri dari 40 judul buku cerita rakyat. Buku-buku tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menambah bahan bacaan pendidikan karakter yang ditumbuhkan dari kebiasaan membaca.
Selain menyempatkan diri singgak di sejumlah SMA, Mendikbud juga membuka pameran pendidikan dalam rangka Hari Pendidikan Nasional serta seminar yang diikuti 2510 guru dan kepala sekolah di auditorium Universitas Muhammadiyah Purwokerto.