Gerakan ‘Aisyiyah yang telah berkiprah lebih dari 100 tahun untuk negeri ini, ingin mengokohkan diri sebagai gerakan Islam Berkemajuan yang memberi kebermanfaatan bagi kepentingan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal.
Harapan tersebut disampaikan Noordjannah, Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah saat menyampaikan sambutan dalam Pembukaan Tanwir II ‘Aisyiyah bertema Dinamisasi Gerakan Menebar Islam Berkemajuan, di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Jumat (16/11/2019).
Hadir Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Kapolda DIY Irjen Ahmad Dolfiri, dan sejumlah undangan lainnya. Tampak hadir Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, serta pimpinan amal usaha Muhammadiyah-‘Aisyiyah.
Haedar Nashir membuka tanwir II ‘Aisyiyah yang ditandai dengan pemukulan gong. Tanwir II ‘Aisyiyah diikuti 300 peserta dari 34 provinsi di Indonesia. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari 16-18 November, di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Tasyakur Akbar
Noordjannah mengungkapkan, momen Tanwir II ‘Aisyiyah kali ini bersamaan dengan Tasyakur Akbar 100 tahun TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA).
“Kami sampaikan syukur bahwa ‘Aisyiyah melalui TK ABA sebagai amal usaha yang telah 100 tahun berkhidmat bagi negeri ini mencerdaskan bangsa,” ujarnya.
Noordjannah menambahkan, TK ABA yang semula bernama Frobel School telah digagas oleh pegiat ‘Aisyiyah pada tahun 1919. Inisiatif tersebut, menunjukkan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah memang punya perhatian dalam mencerdaskan bangsa. Perhatian itu, salah satunya diwujudkan melalui layanan pendidikan anak usia dini dengan memberikan akses pendidikan bagi anak sebagai generasi penerus bangsa. Frobel school sendiri didirikan saat akses pendidikan tidak dengan mudah diperoleh oleh kaum Bumiputera.
Kini, menurut Noordjannah, setelah 100 tahun berdiri, kurang lebih 20.000 TK ABA atau sekitar 20 persen PAUD di Indonesia. Keberadaannya TK ABA, telah tersebar di seluruh pelosok negeri hingga daerah tertinggal, terdepan, dan terluar di Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Noordjannah juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada para pegiat ‘Aisyiyah di komunitas dan para guru TK ABA yang telah berjuang dan berkhidmat untuk mencerdaskan bangsa.
“Kami tahu persis bagaimana mereka berjuang dengan hati, kekuatan, dan tenaganya, ikhlas memajukan bangsa ini, TK ABA 100 tahun berkhidmat untuk negeri,” ujarnya.