JAKARTA, MENARA62.COM — Meneguhkan Gerakan Keagamaan Hadapi Pandemi dan Masalah Negeri, menjadi tema yang diusung oleh Muhammadiyah untuk memperingati miladnya ke-108 tahun ini. Sebagaimana diketahui, Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H yang bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 H.
Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir dala konferensi pers secara daring pada Senin (16/11/2020), tema ini diangkat untuk mempertegas gerak, sikap, dan kebijakan Muhammadiyah dalam menghadapi keragaman paham, pandangan dan orientasi keagamaan yang tumbuh dan berkembang. Pada saat yang sama Muhammadiyah juga senantiasa memberi solusi terhadap masalah negeri, termasuk di era pandemi ini.
Menghadapi Pandemi Covid-19, menurut Haedar, Muhammadiyah sejak awal berkomitmen dengan mengaktifkan Muhammadiyah Covid-19 Comand Center (MCCC) dan Aisyiyah serta seluruh komponennya untuk melakukan optimalisasi dalam menghadapi pandemi dengan baik. Harapannya, tentu pada suatu saat bisa keluar dari Pandemi. “Gerak ini merupakan ikhtiar dan doa tentunya. Ada bagian negara, lewat kebijakan yang semakin hari semakin baik, juga masyarakat dengan disiplinnya mengikuti protokol kesehatan,” ujarnya.
Haedar mengingatkan, wabah Covid-19 ini belum berakhir. Bahkan, ada yang angka korbannya naik. Koban kematian sudah lebih dari 1,2 juta orang meninggal, di Indonesia 15 ribu orang lebih yang meninggal.
“Muhammadiyah ingin mengajak, kita harus menjadi aktor atau pelaku yang memberi solusi. Jangan malah sebaliknya. Setidaknya, kalau diantara masyarakat tidak bisa beri solusi, dia atau siapapun dia, jangan sampai membikin masalah, karena dampaknya besar dan luas,” ujarnya.
Selanjutnya, Haedar juga meminta agar masyarakat dan pemerintah bisa disiplin menjalankan protokol kesehatan. Sehingga akhirnya, Pandemi ini mengecil, dan suatu saat berakhir. “Kita beragama akan lebih leluasa. Menjaga nyawa dan harta penting. Apalagi, dampak bagi ekonomi, terutama masyarakat kecil juga nyata. Juga menjaga keturunan,” ujarnya.