25.5 C
Jakarta

Menengok Kegiatan Chandrawaty, Peserta Program PDS Kemenristekdikti dari UHAMKA

Baca Juga:

JAKARTA – Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) menjadi satu dari 89 Perguruan Tinggi penerima hibah Program Revitalisasi LPTK 2018 melalui kegiatan Penugasan Dosen di Sekolah (PDS) dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tahun 2018. Sebanyak 10 dosen UHAMKA dari berbagai program studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) diterjunkan langsung ke sekolah-sekolah mulai dari PAUD, SD, SMP hingga SMA.

Untuk melihat dari dekat bagaimana program PDS tersebut berlangsung, wartawan Menara62.com mencoba menyambangi Dr. Chandrawaty, M. Pd, salah satu dosen peserta PDS di KB-TK Aisyiyah I, Kebayoran Baru Jakarta Selatan.

Dosen yang mengajar mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAUD, Landasan Pendidikan dan Strategi Pembelajaran pada FKIP UHAMKA tersebut sudah menuntaskan program PDS. Ia melakukan kunjungan dan mengajar anak-anak TK Aisyiyah dalam 8 kali pertemuan terhitung sejak Mei 2018.

Meski hanya 8 kali pertemuan, Chandra nampak begitu akrab dengan anak-anak. Seperti pagi itu, Rabu (5/9) saat jam baru menunjukkan pukul 07:30 WIB. Suasana TK Aisyiyah I Kebayoran Baru sudah mulai ramai oleh canda anak-anak usia dini. Mereka baru datang ke sekolah dengan diantar orangtuanya.

Chandra bersama sejumlah guru TK Aisyiyah I menyambut anak-anak dipintu gerbang dengan wajah penuh senyum. Satu persatu anak-anak menyalami Chandra dan guru-guru lainnya. Cium tangan, untuk kemudian mereka berlari menuju kelas. Ada juga yang kemudian bergelayut manja kepada gurunya.

Meski jam sekolah seharusnya sudah masuk, Chandra membiarkan anak-anak bermain, berlari, bercanda. Bahkan dengan diiringi musik,anak-anak kemudian diajak senam sambil bernyanyi, menggugah rasa suka cita dipagi hari.

“Kita buat suasana hati anak-anak gembira dulu, kita ciptakan suasana yang menyenangkan agar sekolah bagi mereka tidak menjadi beban,” kata Chandra yang juga Wakil Dekan II FKIP UHAMKA tersebut.

Meski stimulasi berupa sapaan akrab, bernyanyi dan senam sudah dilakukan, beberapa anak masih nampak diam, pasif dan nyaris tanpa respon. Masih nampak menolak ditinggal orangtuanya.

“Tidak apa, jangan dipaksa. Biarkan saja semua berlangsung hingga nanti anak-anak tertarik untuk ikut bergabung dengan teman-teman sebayanya. Disitulah kegiatan sekolah bisa dimulai,” lanjutnya.

Chandra mengatakan selama 8 kali terjun menjadi guru TK, pada akhirnya bisa memahami bahwa menjadi guru TK bukanlah hal yang mudah. Teori yang diperoleh di bangku kuliah, acapkali tidak ‘nyambung’ dengan kenyataan di lapangan.

“Teori harus dikuasai memang benar. Tetapi saat praktik dilapangan, guru TK harus lebih felksibel dalam menghadapi anak-anak,” jelasnya.

Menjadi guru TK diakui membutuhkan kesabaran yang luar biasa dan rasa ikhlas yang tinggi, rasa sayang yang berlimpah. Tanpa itu semua, mustahil pembelajaran di TK bisa berjalan dengan baik.

Ia mencontohkan di TK, segala hal yang tidak boleh saja, harus disampaikan dengan sangat hati-hati. Misalnya dengan kata maaf, yang disampaikan dengan intonasi yang rendah dan bahasa yang lembut. Tanpa kesabaran, rasa sayang dan keihklasan, bisa jadi kata maaf yang meluncur dari mulut seorang guru bernada tinggi, cenderung kasar dan memaksa. Ini tentu sangat tidak baik.

“Kita tidak boleh langsung mengatakan jangan ya..kepada anak-anak. itu tidak baik, bukan cara yang tepat menanamkan karakter yang baik pada anak,” kata Chandra.

Selama 8 kali pertemuan, Chandra yang berkolaborasi dengan guru TK, benar-benar melibatkan diri dalam proses belajar dan bermain. Terlibat dalam proses pengajaran, menyiapkan alat edukasi, hingga membuat perencanaan dan berbagai kegiatan evaluasi.

Itu sebabnya ia bisa mengatakan bahwa menjadi guru TK sungguh-sungguh perjuangan yang luar biasa.”Subhanallah, guru TK luar biasa. Saya harus acungi jempol. Ternyata tidak mudah mengajar anak-anak usia dini,” tukasnya.

Dr. Chandrawaty M.Pd,peserta program PDS dari UHAMKA

Menurutnya, dosen yang mengajar calon-calon guru PAUD, umumnya hanya paham teori dan kurang menguasai lapangan. Bisa mengajar guru PAUD, tetapi belum tentu bisa menjadi guru PAUD atau TK.

Karena itu untuk memberikan pengayaan materi kuliah, program PDS ini sangat bermanfaat untuk dosen. Setidaknya, materi kuliah yang disampaikan ke mahasiswa menjadi jauh lebih luwes dan fleksibel.

Hasil dari program PDS ini nantinya akan disusun menjadi laporan untuk kemudian disharing didepan kelas bersama para mahasiswanya. Harapannya, oleh-oleh dari lapangan akan memperkaya materi perkualiahan yang sangat penting bagi para mahasiswa.

Chandra mengakui program PDS tidak sembarangan orang bisa mengikuti. Selain kepangkatan, program ini juga menuntut peserta memiliki kompetensi yang unggul di bidang yang digeluti.

Dosen jadi model

Sementara itu, Kasubdit Pendidikan Akademik Direktorat Pembelajaran Kemenristekdikti Sirin Wakyu Nugroho mengatakan unsur utama pendidikan guru adalah dosen. Karena itu dosen LPTK harus menjadi model bagi mahasiswa calon guru.

“Dosen harus mampu memberikan contoh baik bagi mahasiswa calon guru, dalam melaksanakan tugas keprofesiannya, termasuk strategi melaksanakan pembelajaran di kelas,” kata Sirin.

Kegiatan PDS menurutnya  merupakan kegiatan yang memberikan dampak positif baik bagi LPTK maupun bagi sekolah mitra. Program ini membutuhkan komitmen dosen untuk mengalami dan menjadi guru di sekolah mitra. Menjadi guru di sekolah bagi seorang dosen adalah hal baru. Dosen perlu menyesuaikan dengan berbagai hal yang biasa berlaku di sekolah.

“Dosen yang bertugas di sekolah dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekolah yang sangat berbeda dengan tempat tugasnya di perguruan tinggi,” tegas Sirin.

Program Penugasan Dosen di Sekolah mengandung multifungsi dalam peningkatan kualitas penyiapan calon guru profesional, antara lain hilirisasi berbagai novelty LPTK ke sekolah mitra terkait dengan pesatnya perkembangan ilmu pendidikan dan teori-teori belajar, memfasilitasi dosen untuk menghayati secara langsung menjadi “guru” di sekolah mitra.

Program ini juga lanjut Sirin sekaligus dapat memperkokoh kemitraan antara LPTK dan sekolah mitra, yang muaranya untuk meningkatkan kualitas lulusan mahasiswa calon guru.

Adapun tujuan PDS antara lain memberikan pengalaman bagi para dosen LPTK dalam memahami perkembangan dan karakteristik siswa, mengelola kegiatan pembelajaran yang mendidik di sekolah, dan menghayati pengalaman keseharian dan nuansa sosio-kultural sekolah, menghasilkan perangkat pembelajaran kolaboratif antara dosen LPTK dengan guru sekolah mitra,menciptakan pembelajaran yang bermutu dengan indikator terciptanya iklim pembelajaran yang semakin baik, perangkat pembelajaran yang semakin berkualitas, dan meningkatnya prestasi belajar siswa.

Selain itu juga untuk menguatkan hubungan kemitraan antara LPTK dengan sekolah mitra dalam berbagai bentuk program peningkatan kualitas pembelajaran dan pelaksanaan PLP untuk  terwujudnya revitalitasi LPTK terutama dalam peningkatan kemampuan LPTK dalam menyelenggarakan pendidikan secara profesional untuk menghasilkan guru dan tenaga kependidikan yang berkualitas

“Di ujung kegiatan Revitalisasi LPTK diharapkan akan tercipta lulusan yang professional dan mutu LPTK yang semakin baik”, harapnya.

Kegiatan Bimbingan Teknis Program Revitalisasi LPTK melalui kegiatan Penugasan Dosen di Sekolah (PDS) diikuti oleh 179 peserta dari 89 Perguruan Tinggi penerima hibah Progam Revitalisasi LPTK 2018 melalui kegiatan Penugasan Dosen di Sekolah.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!