27.7 C
Jakarta

Mengintip Geliat UKM di Bumi Papua

Baca Juga:

Papua – Sudah sejak lama, Kementerian Koperasi dan UKM menggelontorkan aneka program strategis, khususnya dalam pemberdayaan koperasi dan UMKM, di Bumi Cendrawasih, yaitu Papua dan Papua Barat. Dan ketika Inpres Nomor 9 Tahun 2017 tentang percepatan pembangunan kesejahteraan provinsi Papua dan Papua Barat diterbitkan, langkah Kemenkop dan UKM di Tanah Papua, semakin melaju.

Deputi Bidang Pengembangan SDM Kemenkop dan UKM Rulli Nuryanto mengatakan, Kemenkop dan UKM hadir di Papua dengan memberikan enam program sekaligus untuk penguatan SDM. Diantaranya, pelatihan vocational bagi organisasi masyarakat dan pemuda, pelatihan vocational berbasis e-Ccommerce, pelatihan vocational bagi kelompok strategis, pelatihan akutansi dan penyusunan laporan keuangan, pelatihan bagi pengelola LKM berbasis kompetensi, hingga pelatihan vocational untuk daerah tertinggal.

Dengan adanya banyaknya program tersebut, Rulli berharap, ada pengetahuan wawasan baru, peningkatan kualitas produk serta omzet bisnis yang dikembangkannya. “Saya juga meminta para pelaku koperasi dan UMKM di Papua untuk memanfaatkan teknologi digital, untuk digunakan dalam mengembangkan usahanya”, tegas Rulli dalam rilisnya di Jakarta, kemarin.

Dengan demikian, lanjut Rulli, pelaku koperasi dan UMKM yang kini memiliki produk-produk lokal khas tanah Papua bisa dipasarkan menggunakan teknologi tersebut. Masyarakat Papua dengan kekayaan dan keanekaragaman produk-produknya, harus mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi saat ini dengan beradaptasi dengan Revolusi Industri 4.0.

“Sehingga, melalui platform e-Commerce, produk-produk Papua yang unik itu mudah dipasarkan dan tidak seperti sekarang ini yang hanya sebatas toko atau warung lokal di Papua”, kata Rulli.

Sementara Asdep Pengembangan Peran Serta Masyarakat Kemenkop dan UKM Hariyanto menambahkan bahwa pihaknya fokus pada pengembangan SDM di wilayah perbatasan dan daerah tertinggal dengan mengadakan pelatihan-pelatihan. Tujuannya, untuk meningkatkan kualitas SDM KUMKM di Papua dan Papua Barat.

Lihat saja, belum lama ini, tepatnya pada 19 Agustus 2019 lalu, Kemenkop dan UKM menyasar Kabupaten Supiori, Kabupaten Pengunungan Bintang, hingga Kabupaten Biak Numfor. “Tidak menutup kemungkinan kita akan menggelar program pelatihan di wilayah lain di Papua, juga Papua Barat”, kata Hariyanto.

Hariyanto menjelaskan, pihaknya sudah menyelenggarakan kegiatan pelatihan vocational pada daerah tertinggal bidang pengolahan ikan dan kerajinan anyaman di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua. “Pelatihan seperti ini sebagai upaya memberikan peluang baru bagi para pelaku usaha, khususnya para UKM yang masih kurang di dalam bidang pengolahan ikan dan kerajinan anyaman”, ucap Hariyanto.

Menurut Hariyanto, Biak Numfor memiliki banyak hasil laut dan merupakan salah satu satu dari empat daerah perbatasan di Papua. “Potensi wisata di Biak Numfor yang sangat mempesona. Ini sangat baik daerah ini dikembangkan. Untuk itu, masyarakat sekitar tempat wisata harus mempersiapkan dirinya untuk menyambut para wisatawan”, kata Hariyanto.

Pelatihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang bagaimana melakukan pengolahan ikan dan kerajinan anyaman yang akan meningkatkan nilai pemasaran dari produk tersebut. Di samping itu, lanjut Hariyanto, dapat juga menumbuhkan jiwa wirausaha baik di kalangan individu, kelompok, maupun masyarakat luas.

Sementara di Kabupaten Supiori yang juga merupakan daerah perbatasan, Kemenkop dan UKM menggelar pelatihan vocational bidang pengolahan kelapa menjadi Virgin Coconut Oil (VCO).
Sedangkan Kabupaten Pengunungan Bintang memiliki banyak hasil tanaman kacang kacangan, kopi, kakao dan hutan. “Potensi lokal dari hasil alam yang ada di Pengunungan Bintang sangat melimpah dan untuk dikembangkan, tukas Hariyanto.

Bagi Hariyanto, masyarakat Pegunungan Bintang juga harus bisa memberikan hasil bercocok tanam yang baik seperti kedelai, kopi, dan kakao (cokelat), sehingga menjadi potensi alam lokal yang potensial. “Potensi ini dikembangkan, juga untuk menyambut industri wisata dan menjadi makanan khas olahan yang ada di Kabupaten Pengunungan Bintang”, kata Hariyanto.

Dengan banyaknya wisatawan baik lokal maupun mancanegara di tiga wailayah tersebut, dibutuhkan keahlian dalam pengolahan produk lokal yang berciri khas untuk oleh-oleh guna memberikan cinderamata yang akan dijual di kawasan tersebut. “Potensi masyarakat lokal harus ditumbuhkan guna menyambut industri wisata dan makanan khas olahan yang ada di sana”, ujar Hariyanto.

Hariyanto menjelaskan, ada beberapa materi pelatihan yang diberikan, diantaranya perkoperasian, kewirausahaan, hingga pengantar potensi daerah. “Untuk pelatihan vocational diberikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah dan potensi apa yang bisa kita kembangkan. Untuk itu, kita selalu berkoordinasi dan bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan UKM setempat”, imbuh Hariyanto.

Berdaya Saing

Hariyanto pun menekankan pentingnya kesadaran kolektif masyarakat, pemerintah dan pelaku bisnis agar terus mengembangkan potensi sumber daya dan kekhasan budaya daerahnya melalui produk-produk kreatif, inovatif dan berkualitas, serta berdaya saing.
Dalam rangka meningkatkan daya saing produk UKM tersebut, diperlukan dukungan dari semua pihak dan mengembangkan kebanggaan dan kecintaan terhadap produk tradisional (lokal) dengan selera internasional.

“Artinya, para pelaku UKM di Papua dituntut untuk terus menciptakan karya-karya yang kreatif berbasis sumber daya lokal yang memenuhi selera pasar. Adapun dukungan dari semua elemen masyarakat terhadap UKM adalah dengan memotivasi dan menggerakkan produksi UKM agar lebih berdaya saing, memberikan semangat kepada UKM untuk menciptakan produk-produk kreatif, serta memberikan kesempatan untuk mempromosikan produknya”, papar Hariyanto lagi.

Hariyanto pun berharap pelatihan ini dapat dijadikan sebagai media inspiratif, edukasi, pengembangan wawasan, dan jejaring usaha. Sehingga pelatihan ini dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi pengembangan kinerja usahanya. “Saya yakin dengan semangat, talenta dan kreatifitas yang kita miliki, produk UKM kita akan mampu bersaing dengan produk negara lain”, tegas Hariyanto.

Untuk itu, Hariyanto berharap agar para pelaku UKM di Papua dapat membentuk koperasi, sehingga mempunyai legalitas formal yang dapat memudahkan untuk melakukan kerjasama dengan pihak lain. “Dan dengan berkoperasi tentunya mereka akan bisa menjadi besar, pungkas Hariyanto.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!