28.9 C
Jakarta

Meniti Jalan Ilahi

Baca Juga:

‎“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, ‎maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang ‎lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. ‎Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (Q.S. Al-‎An’am: 153)‎

Dalam sebuah kesempatan, Rasulullah SAW pernah mengingatkan, ‎‎“neraka diliputi oleh berbagai macam syahwat dan surga diliputi oleh berbagai ‎macam perkara yang tidak disukai (makarih).” (HR. Bukhari)‎

Hadis ini menunjukkan bahwa jalan menuju kejahatan, yang muara ‎akhirnya adalah neraka dipenuhi oleh hal-hal yang menyenangkan. ‎Sedangkan jalan menuju kebaikan, jalan Ilahi yang diridlai Allah, yang ‎berbuah surga dipenuhi oleh hal-hal yang tidak menyenangkan. ‎

Mari kita cermati hadis ini sembari melihat kenyataan hidup sehari-hari. ‎Betapa banyak godaan kenikmatan duniawi yang begitu melenakan kita. ‎Harta, tahta dan wanita. Tiga serangkai yang sering disebut sebagai ‎keindahan dunia ini, seringkali menjadi tujuan utama hidup seseorang, ‎mungkin juga kita termasuk di dalamnya. Ya, siapa di antara kita yang tidak ‎menginginkan harta? Siapa di antara kita yang tidak senang dengan ‎kedudukan yang terhormat? Siapa di antara kita (kaum lelaki) yang tidak suka ‎kepada wanita? ‎

Setiap orang berlomba-lomba untuk mendapatkan harta yang ‎berlimpah, tetapi sedikit yang memikirkan untuk mendapatkan harta yang ‎berkah. Banyak orang menginginkan kedudukan dan jabatan yang terhormat ‎di mata manusia, tetapi sedikit yang berpikir untuk memperoleh kedudukan ‎yang terhormat di mata Allah. Setiap laki-laki pasti tertarik dan senang melihat ‎wanita cantik, tetapi jarang yang berpikir bahwa kecantikan fisik tidak selau ‎identik dengan kepribadian yang baik. Kenikmatan dunia memang menggoda. ‎Hingga akhirnya tak sedikit yang terperangkap di dalamnya.‎

Kutipan ayat pada surat Al-An’am di awal tulisan ini mengingatkan kita, ‎bahwa hanya ada satu jalan yang akan mengantarkan kita pada kebahagiaan ‎hakiki, yaitu jalan yang lurus (al-shirat al-mustaqim), yaitu jalan Allah ‎‎(sabilillah). Sementara jalan-jalan lain hanya akan menyesatkan dan mecerai-‎beraikan kita dari jalan Allah.‎

Ironisnya, banyak di antara kita, atau mungkin diri kita sendiri lebih ‎sering memilih jalan-jalan lain yang diliputi kesenangan dan nafsu, daripada ‎jalan Allah yang diliputi oleh kebaikan dan keridlaan.‎

Melangkahkan kaki ke tempat-tempat hiburan, yang seringkali ‎melanggar norma-norma serta ajaran agama, lebih kita sukai daripada ‎melangkahkan kaki menuju masjid atau majelis ilmu. ‎

Menghambur-hamburkan uang untuk mendapat kesenangan sesaat, ‎lebih kita senangi daripada menyedekahkan sebagian harta di jalan Allah.‎

Menonton tayangan acara di televisi, berselancar di duni maya, ‎bercanda ria di media sosial lebih kita dahulukan daripada membaca al-Qur’an ‎atau menambah ilmu dengan membaca buku-buku yang bermanfaat. ‎

Meraup keuntungan berlipat dalam berdagang, dengan tidak ‎memedulikan halal haram, menjadi fenomena umum, daripada mencari rezeki ‎yang halal dan berkah. ‎

Bangga dengan kedudukan dan jabatan serta status sosial yang tinggi ‎di masyarakat, lebih dicari daripada mulia dan terhormat di hadapan Allah. ‎Inilah kenyataan hidup yang kita saksikan saat ini.‎

Jalan menuju kesenangan duniawi memang lebih memesona sekaligus ‎melenakan. Sedangkan jalan menuju kebahagiaan ukhrawi begitu sulit, terjal ‎dan mendaki. Bagi para pencari kesenangan sesaat nan semu, pesona dunia ‎begitu merayu, hingga membuat mereka jatuh dalam pelukan nafsu. Akhir dari ‎perjalanan mereka adalah kesedihan dan kesengsaraan tak berujung.‎

Bagi para pencari kebahagiaan sejati, mereka akan tetap ‎melangkahkan kaki meniti jalan Ilahi yand diridlai Allah, meski duri di kanan ‎kiri. Tak peduli terjal dan mendaki, tak menjadi soal susahnya melangkah, ‎bahkan hingga berdarah-darah, yang terpenting adalah mendapat ridla Allah. ‎Jalan menuju kebahagiaan abadi memang susah dan melelahkan. Tetapi akhir ‎dari perjalanan itu adalah kenikmatan dan kebahagiaan.‎

Ruang Inspirasi, Selasa  (23/6/2020).

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!