JAKARTA, MENARA62.COM — Menjaga Keberagaman Indonesia. Direktur Eksekutif Ma’arif Institute Abd. Rohim Ghazali mengatakan, Ma’arif Institute merupakan cara untuk menempatkan seorang senior pada tempat yang terhormat. Apalagi, pemikiran Buya Syafii Ma’arif perlu terus dihidupkan.
“Memang tidak ada tradisi di Muhammadiyah untuk menempatkan mantan ketua umumnya seperti di NU,” ujar Rohim ketika memberikan sambutan pada peringatan Dua Dekade Ma’arif Institute Katalisator Kebhinekaan di Jakarta, Rabu (31/5/2023).
Suyoto, Sekretaris Yayasan Ma’arif Instite mengatakan, niat awal mendirikan Ma’arif Institute, untuk tetap menjaga keberagaman pemikiran anak-anak muda Muhammadiyah. “Buya memang semula enggan untuk menggunakan namanya untuk wadah tersebut,” ujarnya.
Maarif Institute sejak awal berdirinya teguh berkomitmen menjadi satu pilar bangsa yang bergera untuk kerja-kerja kemanusiaan, merawat kebhinekaan, mendorong penegakkan HAM, memperjuangkan kebebasan keberagaman dan mensosialisasikan watak dan ciri khas Islam Indonesia. Kekhasan Islam itu sebagai rahmatan li al-alamin, inklusif dan toleran serta memiliki kesesuaian dengan demokrasi yang berpihak kepada keadilan, melakukan kerjasama antaragama, antar budaya dan antar peradaban guna mewujudkan keadaban, perdamaian, saling pengertian, dan kerjasama yang konstruktif bagi kemanusiaan.