JAKARTA, MENARA62.COM – Optimistis kebangkitan sektor kepariwisataan dan ekonomi kreatif makin menguat seiring program vaksinasi covid-19 dan berbagai kebijakan pemerintah terkait sektor pariwisata. Dalam membangun optimisme tersebut dibutuhkan kerjasama dari seluruh stakeholder termasuk pemangku kepentingan terkait untuk menggenjot kunjungan pariwisata domestik antara lain melalui program Bangga Berwisata di Indonesia (#diindonesiaaja).
“Dulu kita fokus mengejar Thailand, Malaysia dengan berjuta-juta wisatawan internasioal, itu saya singkat wising, saat sekarang wising itu kita masih berharap terus tapi karena covid ini kita harus kalibrasi. Tetapi ada wisatawan nusantara yang saya singkat wisdom, ini adalah kearifan, kebijaksanaan kita, kita punya lebih dari 55 juta warga kelas menangah yang sangat mampu dan ingin berwisata,” demikian diungkapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dalam diskusi Forwada bertajuk “Membangkitkan Optimisme Industri Pariwista Nusantara,” Kamis, (4/3/2021).
Dalam webinar yang disponsori Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tersebut, Sandi mengatakan ditahun kedua Covid-19, pihaknya terus mendorong kunjungan wisatawan asing dan 55 juta Warga Negara Indonesia kelas menengah yang sangat potensial digarap untuk bisa berwisata di dalam negeri, namun sebelumnya harus bisa memastikan angka penularan covid-19 ini dalam situasi yang terkendali.
“Saat ini PPKM mikro yang dijalankan pemerintah telah cukup sukses menekan angka penularan covid-19 secara signifikan, dari 15 ribu perhari sampai diangka 5 ribu perhari. Ini menjadi suatu angin segar agar kita lebih disiplin dalam mematuhi PPKM mikro,” ujarnya.
Sandi menegaskan, perlu adanya kolaborasi dari berbagai instansi terkait seperti Kementrian Luar Negeri, Kementrian Hukum & HAM, Satgas Covid-19, Kementrian Kesehatan, dan Kementrian Perhubungan serta elemen masyarakat dan dunia usaha.
“Jika ditanya waktu, saya ingin lebih optimis, saya ingin memberi harapan, saya ingin menyampaikan jika kita terus berdisiplin dan angka covid-19 ini bisa terus ditekan, saya melihat kwartal kedua dan ketiga ini kita mulai meningkat dari segi event ekonomi kreatif dan pemulihan dari pariwisata dan kebangkitan ekonomi kita,” paparnya.
Pada kesempatan yang sama Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Nia Niscaya menambahkan, dari segi strategi pemasaran Kemenparekraf saat ini yang terpenting adalah membangun kepercayaan pelaku usaha dan juga membangun kepercayaan pasar, bahwa Indonesia sudah siap dengan new normal. Hal ini karena ada perubahan tren di sektor pariwisata, dimana sekarang bukan destinasinya pemikat wistawan untuk datang atau tidak, tetapi bagaimana kesiapan protokol kesehatan di lokasi wisata, karena pemasaran pariwisata saat ini sangat bergantung pada penanganan pandemi covid-19 dan membangun presepsi bahwa Indonesia telah siap dengan new normal.
“Saat ini orang lebih banyak mencari yang lokasi wisata yang less crowded, yang berorientasi alam terbuka, kesehatan wellness dan adventure, dari segi penerbangan orang lebih suka yang direct fligh, atau kalo yang domestik safe traveling, pergi bareng keluarga,” tuturnya.
Sementara, Direktur Layanan TI, Bakti Kominfo untuk Pemerintah dan Masyarakat, Danny Januar, menilai saat ini masih belum tergarap dengan baik data-data potensi pariwisata di Indonesia. Namun pihaknya tengah melakukan inisiatif awal terhadap kondisi tersebut.
“Konsep besarnya jaringan pariwista ini adalah sebagai wadah untuk mengumpulkan seluruh inventory komoditi potensi pariwisata diselurh Indonesia. Untuk langkah awal ini kami ujicobakan di 5 destinasi wisata super prioritas,” paparnya.
Danny menyebutkan, sekarang merupakan momentum yang tepat untuk menjadi awal mula proses digitalisasi di sektor pariwisata mengingat pekembangan telekomunikasi yang semakin membaik, “saat ini masih ada 12.548 desa yang belum terjangkau layanan sinyal 4 G dan diharapkan dapat diselesaikan pemerintah dan penyelenggara komunikasi di tahun 2022 ini. Bakti Kominfo ditugasi untuk menyelekasikan jaringan 4G di 7904 desa,” jelas Danny.
Danny menambahkan, saat ini dukungan yang diberikan Bakti Kominfo di sektor pariwisata atara lain pemberian pelatihan bahasa Inggirs, Pelatihan Virtual Tour, dan Pelatihan UMKM Digital.
“Pelatihan bahasa Inggris telah diberikan kepada 3244 dari 47 kabupaten. Untuk pelatihan Virtual Tour ini bisa jadi ajang promosi destinasi wisata, sedang pelatihan UMKM Digital kita bekerjasama dengan asosiasi ecommerce Indonesia,” ungkapnya.
Pada event webinar tersebut Bonai Subiatko, selaku Sekretaris Perusahaan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) (SMF) mengatakan, pihaknya telah menginisasi program yang dimanakan Pembiyaan Homestay. Program ini diperuntukan bagi masyarakat di desa wisata. Dalam program ini SMF bermitra dengan stakeholder antara lain dengan kementrian pariwisata lewat deputi bidang industri dan investasi. Pihkanya juga sudah melakukan penandatangan MOU dan PKS dengan Kemenparekraf untuk kerjasma dalam pembiayaan homestay, dimana dalam penyalurannya SMF bekerjasama dengan BUMDES.
“Untuk program ini tentunya ditujukan untuk desa wisata yang sudah memiliki Homestay dan telah beroperasi dengan baik dan punya rencana penembangan,” ujar Bonai.
Sementara, Bupati Kabupaten Gunung Kidul, Sunaryanta mengatakan, saat ini tengah mengembangkan sport tourism untuk meningkatkan kunjungan wisatawan baik asing maupun domestik, “pengembangan sport tourism di Gunung Kidul tidak terlepas dari banyaknya objek wisata di wilayahnya. Penggarapan sport tourism ini dilakukan dengan melibatkan komunitas dan Pokdarwis dan pihak swasta,”
Menurut Sunaryanta, beberapa event sport tourism yang sudah dan akan terus dikebangkan antara lain, Beach Volley, Marathon Internasional, Paralayang internasional, MX GP Series, Tour the Gunung Kidul dan Yoga Vestifa.
“Kita berharap ada efek berantai dari dilaksanakannya sport tourism berskala internasional, dan ini pasti akan melibatkan berbagai stakeholder lainnya seperti hotel dan homestay, yang sejak sekarang ini kita telah mulai siapkan. Semoga setelah pandemic ini segera terwujud,” tuturnya.
Presiden Direktur Bank OCBC NISP, Parwati Surjaudaja mengatakan dalam mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk ekonomi kreatif telah diinisiasi Program #TAYTB Women Warriors yang menghadirkan solusi menyeluruh untuk mendukung perempuan Indonesia menjalankan dan mengembangkan bisnisnya dengan maksimal.
Solusi yang didapat dari Program #TAYTB Women Warriors antara lain; Manage: layanan perbankan yang memungkinkan pengusaha perempuan untuk mengatur keuangan baik pribadi dan bisnis dengan mudah, aman dan nyaman, kapan saja dan dimana saja. Grow: solusi keuangan dan non keuangan (beyond banking) untuk mendukung bisnis yang memungkinkan pengusaha perempuan mengembangkan dana pribadi maupun bisnisnya dan Live berupa dukungan untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas diri dengan membangun komunitas usaha, penyediaan program edukasi sehingga mereka dapat menikmati hidup sekaligus memberi dampak bagi perekonomian Indonesia.
“Program #TAYTB Women Warriors ini selaras dengan komitmen Bank OCBC NISP untuk menjalankan layanan perbankan yang bertanggung jawab (responsible banking). Dengan solusi yang lebih dari sekedar dukungan finansial (beyond banking), kami berharap program #TAYTB Women Warriors dapat menjawab tantangan yang dihadapi pengusaha perempuan dan turut mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan,” pungkas Parwati.