MANADO, MENARA62.COM – Menteri Riset dan Teknologi / Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/KaBRIN) Bambang P.S Brodjonegoro mendorong universitas untuk lebih giat berinovasi. Hal tersebut dikarenakan daya saing dan inovasi Indonesia yang masih harus ditingkatkan.
“Daya saing dan inovasi kita masih perlu ditingkatkan. Dari riset daya saing dunia di 2019, Indonesia ranking ke-50, dan ini turun dari tahun sebelumnya di urutan 45. Ini jadi pekerjaan penting kita bersama,” terang Menteri Bambang pada rapat perdana Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), dalam siaran persnya, Ahad (19/1/2020).
Menteri Bambang menerangkan inovasi merupakan temuan yang berguna bagi masyarakat. Ada banyak faktor yang menyebabkan ranking inovasi Indonesia masih rendah, karena banyak permasalahan yang butuh penyelesaian bersama dengan menerapkan konsep Triple Helix (Academicians/researchers – Business – Government)
“Kenapa Indonesia bidang inovasinya masih rendah, ternyata karena masih banyak isu yang penyelesaiannya tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah sendirian,” terangnya.
Dirinya berharap universitas dapat berkontribusi pada ekonomi nasional melalui inovasi-inovasi yang diciptakan dosen dan mahasiswa. Hal ini diperlukan untuk mendukung Indonesia menjadi negara maju. Contohnya yang dikembangkan oleh salah seorang dosen Politeknik Negeri Manado.
Dalam kunjungan kerjanya Menteri Bambang turut meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Berbasis Turbin Ulir di Desa Tatelu Kabupaten Minahasa Utara, hasil penelitian dan produk teknologi tepat guna dosen Politeknik Negeri Manado, Tineke Saronsong.
PLTMH tersebut menjadi program pengembangan teknologi industri dari Kemenristek/BRIN. Menristek Bambang menyebutkan, listrik merupakan kebtuhan dasar masyarakat sehingga keberadaan PLTMH akan sangat membantu kehidupan masyarakat. PLTMH ini juga pertama di Indonesia dengan penggunaan turbin ulir.
“Kalau mikrohidro sudah banyak di Indonesia, tapi penggunaan turbin ulir ini adalah terobosan. Dan inovasi teknologi tepat guna ini sudah dipatenkan. Harapan saya, teknologi ini bisa dikembangkan untuk digunakan desa-desa yang punya saluran irigasi, karena listrik sangat dibutuhkan, contohnya untuk menyalakan mesin penggiling padi dan sebagainya,” ujarnya.
Diakuinya, tenaga mikrohidro berbasis turbin ulir adalah salah satu produk teknologi yang sebagiannya masih diimpor. Dengan demikian, Menristek berharap ada pihak industri yang bisa mengembangkan temuan teknologi ini untuk dijadikan produk yang bisa dijual kepada masyarakat luas.