32.9 C
Jakarta

Menristek: Produk Inovasi Harus Jadi Penggerak Ekonomi Nasional

Baca Juga:

BANDUNG, MENARA62.COM – Menteri Riset Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan produk inovasi harus menjadi penggerak ekonomi Indonesia. Dengan cara demikian maka Indonesia tidak perlu menjadi negara yang bergantung kepada sumber daya alam tetapi menjadi negara yang pertumbuhan ekonominya didorong oleh inovasi.

Hal tersebut dikatakan Bambang saat membuka pameran poster dan produk-produk inovasi hasil  program penelitian, pengabdian kepada masyarakat di Gedung Center for ‘Research and Community Service’ Institut Teknologi Bandung (CRCS ITB), Bandung (12/12).

“Inovasi itu tidak selalu berkaitan dengan teknologi canggih. Hal sederhana yang berdampak pada masyarakat pun bisa jadi inovasi. Inovasi menjadi ‘mainstream’ dengan dibuktikan portofolio, ” ujar Bambang dalam siaran persnya.

Menteri Bambang menjelaskan Kemenristek/BRIN sangat mendukung pengembangan inovasi yang dibutuhkan masyarakat dan pasar. Untuk memfokuskan riset-riset tersebut, pemerintah melalui Kemristek/BRIN menetapkan  program Prioritas Riset Nasional yang berisi 49 produk inovasi pada sembilan bidang tematik.

Ke sembilan bidang tersebut adalah pertanian dan pangan, energy, kesehatan dan obat, transportasi, rekayasa keteknikan, pertahanan dan keamanan, maritime, social humaniora, serta manajemen kebencanaan.

Menteri Bambang Brodjonegoro juga mengatakan dalam mengembangkan hasil riset menjadi inovasi, selanjutnya perlu dikembangkan bisnis baru yang membantu industri nasional dalam meningkatkan daya saingnya.

Di perguruan tinggi sendiri ada tiga unsur yang memegang peran penting dalam membangun ekosistem riset dan inovasi, yaitu tenaga pendidik atau dosen, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) dan/atau Direktorat Inovasi, dan Wakil Rektor yang menangani kerjasama inovasi dan inkubasi.

Selain itu perguruan tinggi juga perlu mempersiapkan unit bisnis untuk menghilirkan produk inovasi.

Menteri Bambang mengungkapkan bahwa proses  penelitian,  bukanlah hanya hobi yang dilakukan oleh para peneliti, tetapi  penelitian dan pengembangan, perlu berujung pada dihasilkannya produk-produk inovasi untuk memenuhi kebutuhan/ kepentingan masyarakat. Peneliti juga harus memperhatikan unsur penelitian yang tepat guna, bernilai tambah, dan menjadi substitusi impor.

“PTNBH memungkinkan perguruan tinggi untuk berbisnis. Hal ini membuka alternatif peluang komersialisasi bagi produk-produk  inovasi. Dengan demikian, unit bisnis baru bisa lahir berupa perusahaan baru di bawah holding perguruan tinggi, startup baru dalam bimbingan inkubator di perguruan tinggi, atau kerjasama dengan industri dengan perjanjian royalti dan lisensi,” tandas Bambang.

Bila ketiga unsur ini saling bersinergi menjalankan tugasnya dengan baik, niscaya PTNBH dapat menghasilkan produk-produk inovasi yang bermanfaat dan komersialisasinya memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!