MAKASSAR, MENARA62.COM – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir berupaya mendorong rumah sakit perguruan tinggi negeri untuk mandiri. Dengan demikian RS Pendidikan tetap menjadi pilihan masyarakat.
“Makanya kemandirian itu harus diberikan supaya bisa berkolaborasi dengan rumah sakit yang telah ada di daerah itu sendiri,” ujarnya di sela lokakarya Asosiasi RS Pendidikan, seperti dikutip dari Antara, Kamis (30/11/2017).
Untuk mencapai RS PTN yang mandiri diakui Nasir tentu butuh komitmen dan kerja keras karena tentu harus memperhatikan sejumlah asas pengelolaan diantaranya meliputi pengelolaan pendapatan secara mandiri, membiayai seluruh kegiatannya secara mandiri, pemeliharaan, pengadaan alat, bangunan, termasuk pengadaan sumber daya manusia.
Untuk pengelolaan RS PTN kedepan, kata dia, memang harus dikelola secara baik dan transparan. Dengan begitu diharapkan bisa memberikan layanan yang lebih baik.
Ia menjelaskan, RS PTN didirikan untuk memperkuat fungsi pendidikan dan penelitian klinik yang berbasis pelayanan kesehatan. pendidikan ini yang utama.
Persoalan pendidikan yang menjadi fokus utama, menurut dia, juga harus dilakukan dengan proses pembelajaran terhadap SDM seperti yang sedang koas, atau dokter lain yang harus meningkatkan kemampuannya,
“Ataupun soal penelitian, pasti inovasi begitu penting bagi perkembangan kesehatan sehingga persoalan inilah yang harus menjadi fokus bagi RS PTN,”jelasnya.
Selain itu, pihak RS PTN harus mengetahui bagaimana mengelola lembaga yang lebih baik. Pengelolah yang lebih baik karena rumah sakit itu suatu lembaga yang harus dikelola secara mandiri.
“Akan berbeda sehingga harus dilakukan secara mandiri. Begitupun yang bertanggung jawab itu masih variatif, nanti saya juga akan dorong RS itu menjadi tanggung jawab rektor supaya jelas sehingga tidak sampai terjadi masalah di bawah,” katanya.
Ketua Umum Asosiasi RS Pendidikan Heru Hariyadi menambahkan pada dunia pelayanan rumah sakit di Indonesia, kerjasama sinergi antar profesi agar bisa dikembangkan lebih baik. dan saat ini sudah ada 726 RSD yang siap melayani masyarakat sekaligus bisa digunakan sebagai sarana pendidikan.