JAKARTA, MENARA62.COM – Dalam program Bincang Kampus Merdeka, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengajak delapan mahasiswa perwakilan peserta program Kampus Merdeka berdiskusi tentang bagaimana menjaga dan membangun Indonesia melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) secara virtual, pada Rabu (17/11).
Sebelum diskusi dimulai, Menteri Nadiem menyampaikan harapan agar para mahasiswa semangat dalam mengikuti program kampus merdeka dan bisa berkontribusi dalam pengembangan peran pemuda bagi masa depan Indonesia. “Saya mau dengar cerita dari adik-adik yang ada di sini, saya ingin adik-adik semangat mengikuti program kampus merdeka serta bisa berkontribusi dalam pengembangan peran adik-adik di masa depan Indonesia,” ujar Menteri Nadiem.
Turut mendampingi dalam bincang ini, pelaksana tugas (plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Dikti dan Ristek), Nizam yang juga menyampaikan harapan kepada mahasiswa peserta program MBKM. Melalui MBKM, kata Nizam, para mahasiswa dapat mengembangkan diri dan potensi yang telah merdeka melalui kolaborasi dengan dunia industri dan samudra kehidupan.
“Saya berharap pengalaman itu bisa bermanfaat betul bagi kesiapan adik-adik untuk membangun masa depan yang jaya,” harapnya.
Mahasiswa pertama yang menyampaikan pengalamannya selama mengikuti program MBKM adalah Dewi Fortuna, mahasiswi Universitas Bina Nusantara yang sedang menjalani program magang bersertifikat di Traveloka Indonesia. Dewi menuturkan dirinya merasa sangat senang berkesempatan magang sebagai analis data.
“Banyak banget yang saya dapatkan dari program ini, bukan hanya teknikal tapi juga soft skill dan tantangan dimana saya harus beradaptasi dengan teknologi baru secara cepat. Terima kasih Mas Menteri, semoga program ini akan terus ada untuk ke depannya,” jelasnya dengan antusias.
Menanggapi Dewi, Menteri Nadiem memastikan bahwa Kemendikbudristek akan terus meningkatkan program magang bersertifikat di tahun kedua agar lebih sempurna. Kata Nadiem, pengalaman Dewi dalam menganalisis data adalah suatu kemampuan yang tinggi nilainya. “Tolong untuk semua mahasiswa di bidang apapun, kemampuan mengolah, memproses, dan menganalisis data itu penting sekali dan akan mahal,” tuturnya.
Selanjutnya, Erwan, mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang mengikuti program magang bersertifikat merasa diberikan kesempatan terbaik untuk mengeksplorasi diri. Bagi Erwan, jika otak perlu diberi makanan dari restoran, maka program magang merdeka ini adalah restoran all you can eat yang mahal. “Terima kasih banyak, Mas Menteri. Saya sulit membayangkan di dunia profesional tanpa mendapatkan kesempatan ini,” ucapnya.
Kemudian ada Septiya, mahasiswi Universitas Lampung yang saat ini mengikuti program kampus mengajar angkatan kedua sangat antusias dalam menjalankan kesempatan membantu guru di SD Negeri 5 Kota Alam, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.
“Terima kasih Mas Menteri, program ini sangat memberi dampak baik bagi kami. Awalnya kami berpikir bahwa mengajar di kelas itu terlihat mudah, namun setelah saya merasakan ternyata tidak semudah seperti yang dibayangkan,” ujarnya.
Menjawab Septiya, Menteri Nadiem menuturkan bahwa tujuan utama dari program Kampus Mengajar adalah untuk membantu para guru di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di daerah terluar dalam meningkatkan literasi dan numerasi peserta didik yang mengalami ketertinggalan akibat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Mahasiswa selanjutnya ada Fahri, mahasiswa jurusan teknik mesin UGM juga berbagi pengalaman kepada Mendikbudristek dalam mengikuti program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). “Saya sangat senang karena melalui program ini saya bisa mempelajari bidang ilmu yang ingin saya pelajari sejak lama tapi tidak bisa, dan lewat program ini justru saya bisa dapatkan kesempatan mempelajarinya di Boston University, Amerika Serikat,” katanya.
Bagi Fahri, melalui program IISMA, ia berkesempatan mempelajari bisnis dan manajemen bersama pengajar yang sportif dan fasilitatif terhadap proses belajar. Selain itu, Fahri juga merasa sangat senang dapat merasakan kehidupan di negara global dengan masyarakat yang berasal dari berbagai negara dan budaya.
“Saya mendapatkan banyak sekali ilmu dan pengalaman. Ini menjadi pengingat saya bahwa selain menjadi masyarakat Indonesia, saya dan teman-teman juga bagian dari masyarakat global yang luas dan beragam. Terima kasih mas Menteri atas kesempatan yang diberikan ke saya,” ucapnya.
Sementara itu, Andi Yusuf Habibie, mahasiswa Universitas Hasanuddin yang mengikuti program pertukaran mahasiswa sangat mengapresiasi MBKM. Diceritakan Andi, melalui program ini banyak hal menarik di dalamnya, seperti bisa saling mengenal antar suku, daerah, dan budaya.
“Harapan kami untuk ke depannya program ini akan menjadi lebih baik lagi dan benar-benar merepresentasikan apa yang menjadi tema dalam program ini, yaitu bertukar sementara namun bermakna selamanya,” tuturnya.
Menutup perbincangan, Menteri Nadiem menyampaikan kepada para mahasiswa peserta program MBKM agar tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan. “Tidak ada prestasi tanpa resiko, jadi selama masih muda ambillah resiko itu. Jangan menghindari hal-hal yang paling menantang dan selalu punya otak yang berpikir kritis serta punya percaya diri bahwa kita bisa pelajari apapun. Kita bisa melakukan apapun kalau kita tekuni, dan yakini diri bahwa dunia yang penuh dengan perubahan ini juga menyediakan kesempatan yang begitu besar,” pesannya.