JAKARTA, MENARA62.COM – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengajak semua kalangan untuk menjadikan peringatan Hari Anak Nasional 2021 sebagai pemantik kembali semangat serentak bergerak mewujudkan Merdeka Belajar. Hal tersebut disampaikan Menteri Nadiem pada peringatan HAN 2021 yang digelar Kemendikbudristek secara daring, Jumat (23/7/2021).
Peringatan HAN pada tahun ini mengangkat tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju” dengan tagar #AnakPedulidiMasaPandemi. Tema ini diusung sebagai motivasi bahwa pandemi tidak menyurutkan komitmen untuk tetap melaksanakan HAN tahun ini secara virtual, tanpa mengurangi makna HAN.
Menurut Menteri Nadiem, salah satu kebutuhan pendidikan bagi anak Indonesia adalah kemampuan untuk berpikir kritis. Karena itu anak-anak harus didorong untuk bisa memahami konteks, bukan hanya menghafal, tetapi juga harus berani bertanya.
“Salah satu cara terbaik untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis adalah dengan membaca. Bacalah buku apapun yang kalian suka, karena membaca sangat membantu menjaga semangat kita di tengah situasi yang penuh dengan tantangan. Anak-anak juga harus berani bertanya,” jelasnya.
Oleh karena itu, Menteri Nadiem mengimbau kepada peserta didik yang masih harus melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) agar tetap sabar sampai situasi kembali membaik. Begitu pun untuk siswa yang sudah melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
“Di masa pandemi saat ini, kita perlu terus bergotong royong untuk menghindarkan anak-anak kita dari risiko learning loss. Saya yakin dengan gotong royong untuk saling menjaga dan saling mencerdaskan adalah kunci utama dalam menghadapi tantangan yang dirasakan saat ini,” ujar Menteri Nadiem.
Optimisme yang sama juga disampaikan Penasihat Dharma Wanita Persatuan, Kemendikbudristek, Franka Makarim. Di sela-sela sesi membacakan dongeng untuk anak-anak, Ia mengajak agar anak-anak Indonesia tetap semangat bermain dan belajar meski di tengah situasi yang penuh keterbatasan. “Saya yakin kalau adik-adik tetap semangat, kita akan bisa melewati semua tantangan ini,” ucapnya.
Franka memahami bahwa rasa bosan dan jenuh pasti muncul dalam keseharian anak-anak ketika harus belajar dari rumah. Namun Ia menggarisbawahi bahwa kesehatan dan keselamatan anak-anak justru menjadi prioritas nomor satu dan sangat berharga untuk dijaga saat ini. “Sementara itu, untuk adik-adik yang sudah mulai melakukan PTM terbatas, tetap ingat untuk memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak,” tekannya.
Pada kesempatan berbeda, Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Penguatan Karakter, Kemendikbudristek, Hendarman, menyampaikan bahwa perayaan HAN tahun 2021 adalah wujud perhatian pemerintah dalam memperhatikan kondisi anak-anak Indonesia.
“Kita ingin menunjukkan pandemi ini tidak menyurutkan semangat dan pengharapan. Kita berikan motivasi ke anak-anak,” ujarnya saat menjelaskan makna perayaan HAN tahun ini.
Ia berharap momentum ini dapat mendorong lahirnya inspirasi anak-anak untuk tetap berpikir kritis sekaligus menjadi perekat hubungan antara anak, orang tua, guru dan masyarakat. “Gotong royong dan bersinergi dalam mengemban tanggung jawab yang sama untuk mendorong kreativitas anak harus dilakukan berbagai pihak guna mewujudkan konsep Merdeka Belajar yang sesungguhnya,” ucapnya.
Panggung Anak Indonesia Merdeka menyajikan acara baca puisi, pantomim oleh anak berkebutuhan khusus, penampilan musisi anak The Sasono’’s Family (Dru, Widuri, dan Den Bagus), berbagi pengalaman oleh pendiri EwasteRJ (sampah elektronik) Rafa Jafar dan dipandu oleh pembawa acara cilik Iren Shalsa Kirani. Penasihat Dharma Wanita Persatuan Kemendikbudristek Franka Makarim pada kesempatan tersebut juga akan membacakan buku bacaan anak. Peserta sesi ini akan mendapatkan sertifikat elektronik.
Selain Panggung Anak Indonesia Merdeka, peringatan HAN 2021 juga dimeriahkan dengan Bincang Pakar dan Pegiat PAUD “Anak Cerdas Terliterasi”. Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber inspiratif yang telah berhasil melakukan berbagai inisiatif untuk menghadirkan ketersediaan buku bacaan dan kegiatan membacakan buku bagi anak, seperti; Ketua Umum LPAI Kak Seto, pakar literasi Sofie Dewayanti, Bunda PAUD Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya, Bunda PAUD Tasikmalaya Hj. Rukmini, Kepala Sekolah PAUD “Nurul Qolbu” Kiswanti dan orang tua sekaligus pegiat membaca nyaring (read aloud) I Gusti Ngurah Pandu Wijaya.