JAKARTA, MENARA62.COM – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim menyebutkan perfilman Indonesia sudah menunjukkan tanda-tanda yang positif. Terbukti, makin banyak muncul ide-ide yang berani di eksplorasi dan keberagaman dengan mengikuti perkembangan zaman.
“Pemerintah akan terus mendukung kemajuan dunia perfilman di Indonesia ,” ujar Nadiem Anwar Makarim, pada malam Anugerah Piala Citra Festival Indonesia (FFI) ke-39, dalam siaran persnya, Senin (9/12/2019).
Penyelenggaraan FFI, sebagai otoritas kualitas film Indonesia terus berusaha memberikan yang terbaik. FFI tahun ini mengangkat tema “Film Bagus, Citra Indonesia”, menggambarkan sebaran nominasi yang hadir dengan kaya gagasan, profesionalisme yang mapan, dan bernilai estetik tinggi.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjenbud Kemendikbud), Hilmar Farid, dalam sambutannya menekankan bahwa dari waktu ke waktu kualitas dan kontribusi film terhadap budaya Indonesia secara umum telah menjadi ruh dalam pembuatan film. Hal ini pula yang menjadi kunci penting penilaian. Oleh karena itu, kata dia, proses seleksi melibatkan berbagai pihak yang berkompeten guna menjamin hasil akhir yang berkualitas.
“Kementerian bangga menjadi bagian dari FFI. Sebelum berlangsungnya malam anugrah, kita mempertemukan sineas, pemerintah daerah, dan sponsor potensial untuk menggali potensi daerah melalui Komisi Film Daerah. Film Indonesia selama ini selalu menjaga atau menampilkan kekayaan yang dimiliki dan yang paling berharga yaitu keberagaman,” terangnya.
Lebih lanjut ia berharap semoga FFI bisa menjadi tolok ukur bagi kemajuan perfilman Indonesia karena FFI memiliki tanggung jawab besar untuk menampilkan film yang merepresentasikan Indonesia sesuai dengan tema yang diangkat tahun ini.
“Film adalah ekosistem besar, ada banyak platform baru, kita harapkan mereka bisa terlibat sehingga film Indonesia berakar pada perkembangan terbaru. Kami ucapkan selamat kepada para nomine dan semoga FFI bisa menjadi tolok ukur kemajuan perfilman Indonesia,” ujarnya.
Sejalan dengan itu Lukman Sardi selaku Ketua Komite FFI menyampaikan bahwa hampir di seluruh bidang kehidupan, tak terkecuali FFI, isu besar yang mesti dihadapi dan direspon dengan cermat adalah perubahan. Revolusi digital yang merupakan determinan utama perubahan zaman/dunia saat ini telah mengubah, bahkan di beberapa bagian telah menjungkirbalikkan dua pilar utama perfilman yaitu teknologi dan pengetahuan, termasuk di dalamnya estetika sinema.
“Paradigma baru itu tentu akan sangat mempengaruhi cara kita menyelenggarakan festival dan melakukan penilaian. Saya mengucapkan selamat kepada para nomine yang terpilih. Seperti selalu saya katakan, Anda semua sejatinya sudah jadi pemenang,” kata Lukman, dan mengajak para sineas untuk berekspresi dengan bebas dalam batasan estetika.