MALANG, MENARA62.COM – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengingatkan sistem pembelajaran konvensional akan bertransformasi ke arah ‘online learning’. Oleh karena itu perguruan tinggi harus bisa menggali riset dan inovasi yang dapat menjawab tantangan pembelajaran di era revolusi 4.0.
Hal tersebut disampaikan Menteri Nasir saat soft launching Gedung Kuliah Bersama (GKB) Universitas Negeri Malang (UM), Selasa (3/9/2019). Pembangunan GKB UM mendapat pendanaan Project 4 in 1 dari the Islamic Development Bank (IsDB).
“Melalui Project 4 in 1 IsDB ini saya harap UM dapat menjadi ‘leader’ di bidang ‘learning innovation’. Eranya disruptif, ‘face to face’ learning akan mulai ditinggalkan, maka perlu inovasi ‘disruptif learning’ di UM untuk menjawab tantangan ini,” tutur Menristekdikti.
Menteri Nasir menambahkan UM harus mulai memanfaatkan teknologi terbaru seperti “Artificial Intelligence” untuk inovasi pembelajaran.
“Selama ini ‘distance learning’ yang dilakukan sebagian besar masih berbentuk power point, saya rasa tidak cukup karena itu tidak interaktif. Dengan menggunakan teknologi seperti ‘artificial intelligence’ dan ‘virtual reality’, perkuliahan daring dapat berlangsung secara interaktif layaknya kuliah tatap muka di kelas,” jelas Menristekdikti.
Menteri Nasir berharap peresmian gedung kuliah ini mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di UM. GKB ini dapat dimanfaatkan tidak hanya untuk pembelajaran biasa, namun bagaimana pembelajaran yang mampu mengakomodir kebutuhan pasar dan menciptakan inovasi baru di dunia pendidikan perguruan tinggi.
“Setelah peresmian ini Kami tidak banyak menuntut, yang terpenting bagaimana kampus bisa mencerdaskan anak bangsa dan semakin meningkatkan kualitasnya terlebih di era disruptif learning innovation,” lanjutnya
Rektor UM Rofi’udin dalam sambutannya menjelaskan Gedung Kuliah Bersama ini terdiri dari dua gedung yang memiliki tipikal yang sama dengan 9 lantai. Ia menempati areal lahan UM yang luasnya kurang lebih 39.640 m2 dengan luas lantai untuk kedua gedung tersebut sebesar 44.917 m2.
“Penggunaan 9 lantai untuk masing-masing gedung tersebut diantaranya adalah lantai 1 dan 2 digunakan untuk area parkir Mobil, laboratorium, ruang dosen dan ruang kuliah. Sedangkan untuk lantai 3-7 digunakan untuk ruang kelas, ruang seminar, ruang baca, ruang dosen, perpustakaan, dan common space area. Selanjutnya untuk lantai 8-9 digunakan untuk ruang auditorium, ruang serbaguna, ruang seminar, ruang testing center, dan laboratorium Bahasa,” jelas Rofi’udin.