TURKI, MENARA62.COM – Di balik dinginnya udara musim dingin Turki, semangat hangat terasa di Yedi Hilal, tempat berlangsungnya rangkaian kegiatan Baitul Arqam 2024, Sabtu (14/12/2024). Kegiatan ini menjadi ajang refleksi, penguatan, dan pengembangan kader Muhammadiyah yang tersebar di berbagai belahan dunia, khususnya di Turki.
Pada sesi pertama, Erik Taufani Somae, S.HI., M.H.I., memulai diskusi dengan penjelasan mendalam tentang Manhaj Tarjih. Ia menyampaikan bahwa Manhaj Tarjih merupakan cara Muhammadiyah dalam merespons persoalan sosial dan agama secara sistematis, tanpa berpihak pada satu mazhab tertentu. “Muhammadiyah adalah organisasi yang memadukan nilai universal agama dengan pendekatan rasional, terbuka, dan peduli pada keberagaman,” tuturnya. Konsep ini menggarisbawahi pentingnya toleransi serta adaptasi dalam konteks global, sembari tetap berpegang pada nilai-nilai syariat.
Sesi berikutnya membawa para peserta pada perjalanan inspiratif. Tim instruktur Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) mengajak mereka mengenal lebih dalam tokoh-tokoh Muhammadiyah seperti K.H. Ahmad Dahlan. Dengan penuh semangat, pemateri menekankan pentingnya kader untuk tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga unggul dalam nilai moral dan kepemimpinan. “Apa pun profesimu kelak—dokter, insinyur, atau pengajar—pastikan dirimu kembali dan berkontribusi untuk Muhammadiyah,” ungkap pemateri, mengutip pesan K.H. Ahmad Dahlan.
Irfan Islami, M.M., yang memandu diskusi tentang kaderisasi di luar negeri, menyoroti tantangan besar yang dihadapi oleh PCIM di berbagai negara. Ia menjelaskan bahwa Muhammadiyah memerlukan kader yang tidak hanya memahami agama, tetapi juga mampu beradaptasi dengan konteks lokal, “Kader Muhammadiyah di luar negeri harus menjadi duta yang mampu merangkul budaya setempat sambil tetap membawa misi dakwah,” katanya. Ia juga menekankan pentingnya perencanaan strategis agar kader diaspora tetap terhubung dengan Muhammadiyah setelah mereka kembali ke tanah air.
Di penghujung acara, suasana syahdu menyelimuti ruangan saat pembacaan Surah Al-Ma’un membuka sesi penutupan. Ketua PCIA Turki, Saudari Azza, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam Baitul Arqam 2024. “Semoga semangat kemuhammadiyahan ini tetap menyala di mana pun kita berada,” ujarnya dengan penuh harap. Acara ditutup dengan pembacaan ikrar yang dipimpin oleh Nanda Kurniawan, disertai simbolisasi penyerahan amanah kepada para kader terbaik.
Baitul Arqam 2024 bukan sekadar acara tahunan, melainkan sebuah momen untuk merefleksikan makna perjuangan dan mempersiapkan generasi penerus Muhammadiyah. Dengan spirit ini, para peserta pulang membawa misi besar: melanjutkan estafet perjuangan, baik di tanah rantau maupun di tanah air. (*)