PURWOREJO, MENARA62.COM – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kutoarjo menggelar Apel Milad ke-111 Muhammadiyah di Halaman SMP Muhammadiyah Kutoarjo pada Sabtu (18/11). Agenda yang serentak diselenggarakan secara bersama di seluruh Indonesia ini juga di Kabupaten Purworejo dimaksudkan guna menyemarakkan bersama momentum penting sekaligus sebagai ajang silaturahmi, konsolidasi dan koordinasi lintas pimpinan bersama dengan amal usaha. Disampaikan H. Moh. Mansur, S.Pd.I. selaku Ketua PCM Kutoarjo bahwa ini merupakan program bersama dan dibarengkan dengan peletakan batu pertama untuk gedung SLB Muhammadiyah Kutoarjo yang berada di tanah wakaf Muhammadiyah berlokasi di Desa Sidarum Kutoarjo.
“Alhamdulillaahirobbil `aalamiin, Momentum Milad ke-111 kali ini dengan tema ikhtiar menyelamatkan semesta kami bisa mengadakan Apel Milad Muhammadiyah dan sekaligus peletakan batu pertama gedung SLB Muhammadiyah Kutoarjo di desa Sidarum kecamatan Kutoarjo. Mohon doanya setelah peletakan ini segera ada progres. Mohon doa dukungan materil untuk mewujudkan SLB Muhammadiyah yang berlayanan khusus di Kutoarjo ini. Kami ucapkan kepada semua pihak tetangga lingkungan pemerintah desa, PDM dan semua pihak. Mari kita rapatkan barisan untuk mampu mewujudkan sekolah ini hingga selesai,” ungkap Moh. Mansur.
Apel dihadiri oleh seluruh Pleno PCM Kutoarjo, Pleno PCA Kutoarjo, siswa siswi Amal Usaha Muhammadiyah Pendidikan dari tingkat SD Muhammadiyah, SLB Muhammadiyah, SMP Muhammadiyah, SMA Muhammadiyah, Amal usaha `Aisyiyah yakni TK, KB, PAUD; PKU Muhammadiyah Kutoarjo, LazisMu Kutoarjo dan lainnya.
Berlaku sebagai Pembina Apel Drs. H. Pujiono Ketua PD Muhammadiyah Kabupaten Purworejo. Dia menyampaikan bahwa secara serentak juga diadakan apel milad ke-111 Muhammadiyah di setiap kecamatan se-Kabupaten Purworejo yang dikoordinasi oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah setempat. Dalam sambutanya dia membacakan sambutan dari Pimpinan Wilayah Jawa Tengah di mana menyampaikan berkaitan Peran Muhammadiyah memasuki abad kedua dengan risalah Islam berkemajuan di mana 5 karakteristiknya yakni berlandaskan pada tauhid, bersumber pada Al Quran dan As Sunnah, menghidupkan ijtihad dan tajdid, mengembangkan wasathiyyah, serta mewujudkan rahmat bagi seluruh alam. Di mana ini terinspirasi dari QS Ali Imron ayat 104 dan 110.
Dalam pandangan Muhammadiyah, Islam yang menjunjung tinggi kemuliaan manusia baik laki-laki maupun perempuan tanpa diksriminasi. Islam yang menggelorakan misi antiperang, antiterorisme, antikekerasan, antipenindasan, antiketerbelakangan, dan anti terhadap segala bentuk pengrusakan di muka bumi seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, kejahatan kemanusiaan, eksploitasi alam serta berbagai kemunkaran yang menghancurkan kehidupan. Islam yang secara positif melahirkan keutamaan yang memayungi kemajemukan suku bangsa, ras, golongan dan kebudayaan umat manusia di muka bumi. Muhammadiyah berkomitmen untuk terus mengembangkan pandangan dan misi Islam yang berkemajuan sebagaimana spirit awal kelahirannya tahun 1912. Pandangan Islam berkemajuan yang diperkenalkan oleh pendiri Muhammadiyah telah melahirkan ideologi kemajuan, yang dikenal luas sebagai ideologi reformisme dan modernisme Islam, yang muaranya melahirkan pencerahan bagi kehidupan. Pencerahan (tanwir) sebagai wujud dari Islam yang berkemajuan adalah jalan Islam yang membebaskan, memberdayakan dan memajukan kehidupan dari segala bentuk keterbelakangan, ketertindasan, kejumudan dan ketidakadilan hidup umat manusia.
“Semangat perubahan untuk menjadi lebih baik adalah obor terang yang selalu dibawa Muhammadiyah. Dengan tak lelah berupaya terus memperbaiki diri dengan sekian keilmuan yang baru, Muhammadiyah tak jumud yang emoh melepas kebiasaan yang menyebabkan kemunduran. Bukan ciri Muhammadiyah bila menuntut dunia berubah sebelum dirinya berubah menjadi maju terlebih dahulu. “Dadiyo kyai sing kemajuan lan aja kesel-kesel anggonmu nyambut gawe kanggo Muhammadiyah,” demikian pesan Kyai Ahmad Dahlan,” ungkap Pujiono.
Untuk terus menjaga dan menumbuhkan spirit awal berdirinya Muhammadiyah sebagai Gerakan amal dan pelayanan umat, pada Milad ke-111 ini Persyarikatan mencanangkan program gerakan nasional sebagai apresiasi terhadap pejuangan Muhammadiyah di bidang Pendidikan, yakni GERAKAN INFAK PENDIDIKAN 111 atau GIP 111. GIP 111 merupakan brand dari Gerakan Amal Muhammadiyah di usianya yang ke-111. Gerakan ini diharapkan menjadi gerakan tahunan sebagai bulan berderma atau berdonasi dengan tujuan khusus. GIP 111 diselenggarakan menyambut Milad ke-111 Muhammadiyah yang disimbolisasikan dengan bulan atau hari-hari berderma sesuai dengan semangat pendirian Muhammadiyah dalam melayani umat. GIP 111 merupakan langkah awal untuk mendirikan Muhammadiyah Endowment Fund atau dana abadi Muhammadiyah. Tujuan utama program GIP 111 adalah melakukan revitalisasi dan percepatan pembangunan sarana dan prasarana lembaga pendidikan yang sangat mendesak, memberikan subsidi/gaji guru di daerah miskin/ terpencil atau lembaga pendidikan yang lemah, serta mempercepat peningkatkan daya saing dan pembangunan pusat keunggulan.
“Pada kesempatan kali ini pula diletakkan batu pertama pembangunan Gedung SLB Muhammadiyah Kutoarjo yang berada di Sidarum ini, merupakan sebagai komitmen dari awal Muhammadiyah dengan adanya pada bidang pendidikan, ekonomi dan kesehatan. Dan pada selanjutnya di titik beratkan pada sektor ekonomi dengan penanganan ekonomi produktif, UMKM dan bangun perusahaan. Sekolah Luar Biasa Muhammadiyah yang berada di wilayah PCM Kutoarjo ini juga merupakan layanan terbaik untuk anak-anak bangsa khususnya di Kabupaten Purworejo secara data statika belum dapat tertampu sepenuhnya. Semoga bermanfaat bagi kemajuan bangsa, kemajuan Purworejo,” pungkas Pujiono.
Hadir dalam peletakan batu pertama pimpinan Muhammadiyah ‘Aisyiyah Kutoarjo, amal usaha Muhammadiyah ‘Aisyiyah, kepala desa Sidarum tokoh masyarakat sekitar, perangkat desa dan lainnya. Masing-masing turut serta meletakkan batu secara bergantian sebagai bentuk wujud dukungan moril bagi pimpinan segera mewujudkan lembaga pendidikan ini.
“Harapan kami ini segera terwujud, karena SLB ini adalah salah satu hal yang mendesak. Dalam arti wilayah Kutoarjo khususnya, karena secara nasional itu sangat kurang dengan jumlah 300an lainnya diinklusi ditampungnya. Jadi harapan kami wilayah Purworejo, khususnya ini segera terbangun sehingga menjadi kemaslahatan bersama dan sekitarnya,” harap Drs. Sugiyarto Kepala Desa Sidarum Kutoarjo. (*)