MALANG, MENARA62.COM — Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Millatul Hanifiyyah presentasi tentang ‘preneursland’ di The Global Engagement Summit (GES), Northwestern University, Amerika Serikat (AS). Kegiatan yang berlangsung Ahad-Ahad (9-16/4/2017), merupakan pertemuan internasional dengan misi connecting student changemakers to maximize social impact.
Mahasiswi program studi Ilmu Komunikasi UMM ini mendapat kesempatan memprestasikan idenya mengembangkan wirausaha berbasis edukasi. Milla telah mengembangkan ide tersebut kepada mahasiswa dan warga Kota Malang dan Kota Batu, Jawa Timur. Ia bergabung bersama para pemuda dari 45 negara lainnya.
Menurut Milla yang ditemui sebelum berangkat ke AS, mengatakan sebelum GES dimulai, semua calon peserta wajib menyetorkan ide yang cemerlang dalam merubah masyarakat yang ada di sekitar mereka. Milla mengirimkan proposal yang berisi rencana membangun dan mengembangkan wirausahawan di Kota Malang dan Kota Batu. “Nama project yang akan saya presentasikan di AS adalah ‘preneursland’,” jelas mahasiswa semester IV itu.
Preneursland merupakan wadah untuk mengembangkan, membangun serta tempat berbagi ide dan tips tentang berwirausaha. Tidak hanya mahasiswa saja yang menjadi target dari konsep preneursland ini, tapi penduduk lokal Kota Batu juga menjadi bagian dari program.
Dalam menyusun proposal, Milla sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah Kota Batu terkait pemberdayaan penduduk lokal yang termasuk dalam Usaha Kecil dan Menengah (UKM). “Saya sudah berkoordinasi dengan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Batu,” ungkap Milla.
Diskoperindag Kota Batu, kata Milla, merespon positif usulannya untuk memberdayakan penduduk lokal Kota Batu. Lebih konkritnya, setelah kembali dari AS nanti, Milla akan membentuk sebuah tim untuk merealisasikan program yang dipresentasikan di Northwestern University itu.
Peserta dituntut tidak hanya presentasi karya saja. Namun, setiap peserta diberikan bekal untuk merealisasikan rencananya di negara masing-masing. Ada juga konferensi, seminar, dan juga mentoring yang diberikan agar perencanaannya dapat lebih matang.
“Mentoringnya dilakukan secara empat mata dengan para ahli. Ini merupakan bagian yang saya tunggu-tunggu, yaitu langsung mendapat arahan dari para expert di bidang socialpreneur,” tambahnya.