28.8 C
Jakarta

“Mimpi buruk” Saat Rumah Sakit Tangani Korban Tewas di Nuseirat

Saksi: Tentara Israel menyamar sebagai pengungsi Palestina dalam serangan di Nuseirat

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM — “Mimpi buruk” Saat Rumah Sakit Tangani Korban Tewaas di Nuseirat. Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan “pembantaian Israel” di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah telah menewaskan 210 orang Palestina dan melukai lebih dari 400 orang.

Situs Aljazeera.com melansir, pada ahad (9/6/2024), Doctors Without Borders (MSF) mengatakan Rumah Sakit Al-Aqsa di Gaza tengah alami “mimpi buruk”, dan rumah sakit Al-Aqsa dan Nasser. Mereka merawat “banyak sekali pasien yang terluka parah, banyak di antaranya perempuan dan anak-anak”, setelah serangan Israel di Nuseirat.

Pasukan Israel menyelamatkan empat tawanan dalam serangan di kamp pengungsi Nuseirat, dengan salah satu perwiranya tewas dalam operasi tersebut.

Juru bicara militer Hamas mengatakan, Israel membunuh para tawanan dalam operasi Nuseirat, tanpa menyebutkan secara spesifik kondisi atau berapa banyak yang terbunuh.

Sedikitnya 36.801 orang tewas dan 83.680 lainnya terluka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Jumlah korban tewas di Israel yang direvisi akibat serangan Hamas mencapai 1.139 orang, dengan puluhan orang masih ditawan di Gaza.

Menyamar

Dua orang saksi mata mengatakan kepada Al Jazeera bagaimana satu unit tentara Israel tiba dengan sebuah truk yang membawa perabotan dan seolah-olah mereka adalah warga Palestina yang mengungsi dan pindah ke sebuah bangunan tempat tinggal di kamp pengungsi Nuseirat.

“Mereka datang dengan truk yang menyamar, berpura-pura memindahkan perabotan seolah-olah mereka adalah pengungsi,” kata seorang saksi mata. “Mereka mengebom rumah saya, juga rumah saudara laki-laki saya dan para tetangga.”

Saksi lain mengatakan kepada Al Jazeera, tentara Israel menggunakan tangga untuk masuk ke dalam rumahnya ketika ia sedang menyiapkan sarapan untuk istri dan bayinya.

“Saya melihat sebuah unit pasukan khusus. Mereka membawa perabotan di dalam kendaraan agar terlihat seperti milik para pengungsi. Tiba-tiba pasukan tersebut turun melalui dua tangga dan masuk ke rumah kami dengan senjata lengkap. Kekacauan terjadi dengan tembakan dan ledakan,” katanya.

“Bayi laki-laki saya yang berusia 18 bulan berteriak ketakutan,” katanya. “Istri saya berteriak-teriak.”

 

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!