28.4 C
Jakarta

Model Pembelajaran PBL, Terbukti Mampu Tingkatkan Hasil Belajar Siswa MIS Bustanut Tholabah Desa Mekar Jaya Lampung pada Mapel Fikih

Baca Juga:

Oleh: Harun Kholidur Rosidi, S.Pd.I )*

PENGEMBANGAN model pembelajaran adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam meningkatkan kompetensi profesinya. Guru harus menguasai berbagai jenis model pembelajaran untuk mendukung proses belajar mengajar berjalan dengan lancar sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud.

Tetapi dalam kenyataannya, dalam proses belajar mengajar sering terjadi kondisi dimana antara guru dan peserta didik tidak saling terhubung. Guru sibuk dengan materi yang dipaparkan sementara peserta didik melakukan kegiatan yang tidak berhubungan dengan pelajaran, asyik dengan kegiatan masing masing. Jika demikian yang terjadi maka proses pembelajaran tidak akan terjadi karena antara guru dan peserta didik yang merupakan dua komponen penting dalam sistem pembelajaran tidak saling bekerjasama.

Kondisi seperti itu pula yang dijumpai pada proses pembelajaran mata pelajaran fikih di Kelas VI MIS Bustanut Tholabah Desa Mekar Jaya Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung. Kurang tepatnya model pembelajaran di kelas tersebut membuat hasil belajar peserta didik rendah. Untuk itu perlu dicarikan solusi yang mendorong peserta didik menjadi lebih aktif dan tidak bosan.

Salah satu metode yang bisa diterapkan adalah model Problem Based Learning dengan media TPACK serta mengaitkan materi dengan isu-isu atau permasalahan dalam kehidupan sehari hari.  Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat menolong peserta didik untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan pada pada era globalisasi saat ini. Model pembelajaran ini menyajikan suatu masalah yang nyata bagi peserta didik sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan melalui penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah.

Model PBL pertama kali dikembangkan oleh Prof. Howard Barrows sekitar tahun 1970-an dalam pembelajaran ilmu medis di McMaster University Canada.

Dalam penelitian berjudul “Implementasi Model Problem Based Learning Pada Pelajaran Fiqih Untuk Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Di Kelas VI MIS Bustanut Tholabah Desa Mekar Jaya Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung” yang dilaksanakan selama bulan Desember 2022 terhadap 15 peserta didik, diperoleh fakta bahwa pada siklus I, sebelum dilakukan tindakan mendapatkan skor rata-rata 61,67. Namun skor rata-rata meningkat menjadi 74 setelah dilakukan tindakan.

Dari selisih skor rata-rata pretest dan rata-rata posttest didapatkan nilai N-Gain sebesar 0,925 dengan kategori tinggi (g) Untuk aktifitas guru sudah mencapai 80%. Hal ini menunjukkan kesesuaian cara mengajar guru dalam menerapkan model problem based learning.

Sedangkan untuk aktifitas peserta didik di dapatkan bahwa 73 % peserta didik aktif sedangkan 17 % peserta didik masih pasif. Untuk hasil evaluasi hanya mencapai 60% siswa yang mencapai KKM dan belum memenuhi indikator keberhasilan dimana 75% peserta didik harus mencapai nilai KKM.

Pada siklus II, sebelum dilakukan tindakan mendapatkan skor rata-rata 68,33. Namun skor rata-rata meningkat menjadi 73,66 setelah dilakukan tindakan. Dari selisih skor rata-rata pretest dan rata-rata posttest didapatkan nilai N-Gain sebesar 0,666 dengan kategori sedang, jumlah 15 peserta didik.

Untuk aktifitas guru mencapai 85%, hal ini menunjukkan peningkatan kesesuaian cara mengajar guru dalam menerapkan model problem based learning. Sedangkan untuk aktifitas peserta didik didapatkan bahwa 77 % peserta didik aktif sedangkan 23 % peserta didik masih pasif. Untuk hasil evaluasi telah mencapai 70% siswa yang mencapai KKM dan belum memenuhi indikator keberhasilan dimana 75% peserta didik harus mencapai nilai KKM.

Pada siklus III, sebelum dilakukan tindakan mendapatkan skor rata-rata 68,33. Namun skor rata-rata meningkat menjadi 85 setelah dilakukan tindakan. Dari selisih skor rata-rata pretest dan rata-rata posttest didapatkan nilai N-Gain sebesar 2,4992 dengan kategori tinggi. Tes posttest siklus III telah mencapai keberhasilan sebesar 80% peserta didik yang mencapai KKM berarti melampaui indikator keberhasilan sebesar 75% dan untuk aktifitas guru mencapai 90% menguasai model problem based learning.

Berdasar hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, meningkatkan aktivitas peserta didik, dan meningkatkan kerja sama peserta didik dalam menyelesaikan tugas kelompok. Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan karna peserta didik ikut aktif dalam semua proses kegiatan pembelajaran, sehingga siswa tak mudah jenuh.

Hanya saja model pembelajaran PBL ini membutuhkan perangkat pendukung yang menunjang pembelajaran seperti proyektor, laptop, dan setidaknya media yang lebih menyenangkan. Namun model ini kurang cocok diterapkan untuk anak yang memiliki keterbatasan atau kebutuhan khusus.

)* Guru MIS Bustanut Tholabah Desa Mekar Jaya, Kecamatan Jabung, Lampung

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!