SOLO, MENARA62.COM-Pandemi Covid-19 berimbas pada semua sektor kehidupan, tidak terkecuali bidang pendidikan. Tantangan dunia pendidikan hari ini dan ke depan sangat berat. Tidak sekedar pada akselerasi pemanfaatan teknologi digital, tetapi juga membangun kualitas sumber daya manusia di lingkungan pendidikan.
Untuk mengantisipasi berbagai tantangan tersebut SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta mengadakan workshop penyusunan rencana kerja jangka panjang untuk masa empat tahun mendatang, Rabu (23/62021).
Sebagai pemantik untuk membuka wawasan perkembangan dunia kependidikan, sekolah mengundang direktur Perguruan Muhammadiyah Kottabarat, Mohamad Ali, yang juga akademisi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Selain itu, ia juga mantan kepala SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta, sehingga sudah mengetahui kultur pengembangan sekolah ini.
Pada awal pemaparan, ia mengajak semua guru untuk mengambil inspirasi dari Haji Isa, pewakaf tanah yang saat ini ditempati SD Muhammadiyah program khusus kottabarat Surakarta.
Haji Isa dulunya merupakan seorang pedagang batik dan memiliki satu-satunya tanah pekarangan yang kemudian diwakafkan kepada Muhammadiyah untuk sarana pendidikan. Hal ini menunjukkan adanya nilai perjuangan dan semangat berbagi dari pewakaf yang harus menjadi ruh perjalanan sekolah.
Selanjutnya, Mohamad Ali mengajak para guru untuk merefleksikan lima prinsip kedisplinan dari Peter M. Senge untuk meningkatkan kualitas pelayanan di sekolah. Prinsip tersebut meliputi, berpikir sistem, peningkatan kapasitas keahlian pribadi, model mental, membangun visi bersama, dan pembelajaran bersama melalui dialog dan kolaborasi.
“Isi dari buku The Fifth Discipline: Seni dan Praktek Organisasi Pembelajaran ini sebenarnya konteksnya untuk perusahaan, tetapi nilai-nilainya bisa diadopsi oleh lembaga pendidikan,” ujarnya.
Pada sesi diskusi, Muhamad Arifin, salah satu peserta workshop menanyakan tentang apa yang harus dilakukan sekolah untuk menjaga kepercayaan masyarakat sehingga terus diminati, di tengah tantangan pandemi maupun pertumbuhan sekolah dasar yang semakin banyak.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Mohamad Ali mengajak guru untuk senantiasa meningkatkan kapasitas diri sesuai potensi yang dimiliki. Ia juga mewanti-wanti pentingnya meningkatkan kualitas pembelajaran yang bisa dilakukan melalui kegiatan review antarsesama guru.
“Untuk menjaga minat masyarakat menyekolahkan putra-putrinya, sekolah perlu menegaskan diferensiasi yang membedakannya dengan sekolah lain,” ungkapnya.
Di akhir penjelasan, ia mengilustrasikan bahwa masa sekarang ini ibarat naik pesawat dan mengalami turbulensi. Hal yang harus dilakukan adalah jangan pernah berhenti, tetapi terus bergerak maju mencari celah dan peluang untuk tetap selamat sampai ke tujuan. (*)