MAGELANG, MENARA62.COM — Desa Giripurno, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, merupakan desa penghasil cengkeh. Selama ini cengkih yang dihasilkan hanya dikeringkan kemudian dibuat minyak cengkeh. Selain itu, sebagian dijual ke tengkulak sebagai bahan baku membuat rokok.
Lima mahasiswi Universitas Muhammadiyah (UM) Magelang mengolah cengkih menjadi obat kumur untuk mencegah bau mulut dan obat sakit gigi. Kelima mahasiswi terdiri dari empat mahasiswi PGSD FKIP yakni Retno Wahyu Wardani, Agi Widarti, Rismiyatun, dan Dyah Retno Wulandari, serta Suparti, mahasiswi Fikes UM Magelang.
Ide membuat obat pencuci mulut dituangkan dalam proposal berjudul ‘Pelatihan Antiseptic Mouthwash Cengbalut untuk Kesehatan Rongga Mulut di Desa Giripurno, Kecamatan Borobudur.’ Di bawah bimbingan Galih Istiningsih, MPd, dosen PGSD FKIP berhasil memenangkan dana hibah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tahun 2017.
Dijelaskan Retno Wahyu Wardani, ketua tim, kegiatan pelatihan terhadap warga Desa Giripurno dengan beberapa tahap yakni sosialisasi, pelatihan, demonstrasi, dan tahap pendampingan mandiri. “Tahap sosialisasi merupakan tahap pemilihan lokasi, perijinan kepala desa, penyiapan materi dan penelitian terhadap khasiat dari cengkeh,” kata Retno.
Tahap pelatihan yakni memberikan pelatihan penggunaan obat kumur herbal serta pelatihan labeling ‘Cengbalut’, pengemasan dan IRT kepada 50 warga Desa Giripurno. Pada tahap demonstrasi, tim melakukan praktek pembuatan obat kumur herbal. Kemudian, pada tahap pendampingan mandiri tim melakukan pendampingan produksi kepada komunitas.
Retno menambahkan warga Desa Giripurno belum mengetahui varian pengolahan cengkeh. “Mayoritas masyarakat Desa Giripurno merupakan tamatan SD sehingga belum mengetahui manfaat cengkeh selain untuk minyak,” kata Retno.
Faktor lain, lanjut Retno, masyarakat Desa Giripurno kurang menjaga kebersihan rongga mulut. Padahal kesehatan mulut tidak sekedar untuk mendapatkan gigi yang putih, bersih dan kuat. Tetapi menjaga kebersihan mulut berarti menjaga kesehatan seluruh badan. Sebab mulut merupakan pintu masuk segala macam benda asing ke dalam badan.
Tahap terakhir, mahasiswi mendampingi warga dalam pembuatan mandiri obat kumur herbal. Proses pembuatan antisepic moutwash Cengbalut cukup mudah. Yaitu menyiapkan 1 sendok teh cengkeh, 1 sendok teh kayu manis yang sudah dihaluskan, 250 ml air, 4 tetes esensial peppermint dan natrium benzoat.
“Masak air sampai mendidih kemudian masukkan semua bahan yang sudah disediakan, kecuali natrium benzoat. Kemudian pisahkan air dengan bahan, setelah itu campurkan benzoat,” jelas Retno.
Sementara Kepala Desa Giripurno, Sukisno mengungkapkan pelatihan yang diberikan lima mahasiswi UM Magelang membuka wawasan warganya. Bahkan warganya, bersemangat dalam mengikuti kegiatan yang tim adakan dari awal hingga akhir. “Kami berharap kegiatan ini dapat menambah peluang kerja dan menjadi produk yang dapat dikembangkan di desa kami,” harap Sukisno.