YOGYAKARTA — Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah memberikan pelatihan kepada Buruh Migran Indonesia (BMI) di Taiwan untuk menjadi wirausaha. Pelatihan dilaksanakan MPM PP Muhammiyah bekerjasama dengan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Taiwan di Kantor Dagang dan Ekonomi & Industri Taiwan di Taipei, Ahad (8/1/2017).
Pelatihan dilakukan Ketua MPM PP Muhammadiyah, M Nurul Yamin dan Sekretaris MPM, Bachtiar Dwi Kurniawan. Pelatihan diikuti Buruh Migran Indonesia Taiwan kurang lebih 100 orang.
M Nurul Yamin menjelaskan seluruh anggota BMI berkeinginan tidak selamanya akan berada di Taiwan. “Tidak…itulah sontak jawaban serentak sebagian besar peserta pelatihan kewirausahaan Buruh Migran Indonesia (BMI) Taiwan ketika ditanya apakah akan terus menjadi buruh di luar negeri,” kata Yamin.
Alasan itulah, kata Yamin, MPM PP Muhammadiyah berkeinginan mendampingi BMI Taiwan. Peluang paling memungkinkan yang bisa dilakukan para buruh migran adalah menjadi wirausaha. Sebab mereka di luar negeri yang sebagian besar bekerja di sektor domistik atau pembantu rumah tangga.
Selain itu, kata Yamin, sebagian besar buruh migran rata rata berpendidikan SD-SMA dan minim ketrampilan. “Untuk itu diperlukan rekonstruksi mental dari mental buruh ke mental wirausaha,” tandas Yamin.
Menurut Yamin, pendampingan sejak masih di luar negeri memiliki arti penting, tetapi terus dilaksanakan secara berkelanjutan setelah kembali ke Tanah Air. “Juga tidak bisa dilupakan adalah pemberdayaan keluarga buruh di Tanah Air agar uang yang dikirimkan bisa dipergunakan untuk memulai usaha,” ujar Yamin.
Akar permasalahan buruh migran di luar negeri dan bekerja di sektor domistik atau pembantu rumah tangga adalah kemiskinan dan rendahnya tingkat pendidikan. “Diharapkan setelah mereka mengikuti pelatihan dan pendampingan yang dilakukan MPM PP Muhammadiyah bersama PCIM Taiwan ketika mereka kembali lagi ke Tanah Air diharapkan sudah bisa mandiri dengan wirausaha dan tidak kembali menjadi buruh migran di sektor domistik,” tandasnya.