JAKARTA – Berikan akses lebih luas untuk mengenyam pendidikan tinggi bagi masyarakat Sorong dan sekitarnya, Muhammadiyah bangun Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UPM) Sorong. Universitas yang pendiriannya mendapat dukungan dari Universitas Muhammadiyah ProfDr Hamka (Uhamka), Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Universitas Muhammadiyah Makassar tersebut terletak di Aimas Kabupaten Sorong, Papua Barat.
Dalam siaran persnya, Sabtu (14/7), Rektor UPM Sorong Dr Rustamaji mengatakan UPM Sorong sebelumnya merupakan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Sorong. Di universitas tersebut, 70 persen mahasiswanya adalah non muslim.
“Mahasiswa berasal antara lain dari Kabupaten Sorong Selatan, Kota Sorong dan Kabupaten Raja Ampat. Sebagian besar adalah non muslim,” kata Rektor, yang pekan lalu sukses meraih gelar doktor.
Perubahan nama dari STKIP menjadi universitas tersebut sudah diberlakukan pada tahun ajaran 2018/2019 ini. Dasar perubahan tersebut jelas Rektor, berdasarkan SK Nomor 547/KPT/I/2018.
Senada juga dikemukakan Bendara PP Muhammadiyah Prof Suyatno. Berdirinya UPM Sorong menjadi bagian dari amal usaha Muhammadiyah dalam bidang pendidikan.
“Kita akan terus menyasar wilayah-wilayah yang memang membutuhkan lembaga pendidikan, membutuhkan perguruan tinggi,” katanya.
Perubahan dari STKIP menjadi universitas, lanjut Suyatno yang juga Rektor Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) dan Universitas Muhammadiyah Bandung (Unimuda) diharapkan memberikan banyak pilihan bagi masyarakat untuk menuntut ilmu sesuai dengan keinginannya.
“Pembukaan program studi diluar ilmu-ilmu pendidikan akan terus dilakukan, sehingga masyarakat memiliki banyak pilihan untuk berstudi,” lanjut Suyatno.
Setelah Sorong, Muhammadiyah akan membangun perguruan tinggi di wilayah lain di seluruh wilayah Tanah Air.