Jakarta, MENARA62.COM. Keberadaan Lembaga Pengembang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LP – UMKM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah dinilai sangat strategis dalam mengakselerasi pengembangan UMKM. Hal ini tidak lepas dari potensi dan jaringan yang dimiliki oleh Muhammadiyah dari pusat hingga daerah yang terbangun secara closed loop economy. Demikian peryataan staf khusus Menteri Koperasi dan UKM; Rulli Nuryanto dalam pidatonya di acara Rakernas / Temu Bisnis LP – UMKM di Universitas Muhammadiyah Uhamka – Jakarta, Rabu (30/8).
Untuk mendorong program pengembangan UMKM Muhammadiyah yang merupakan lokomotif pertumbuhan ekonomi, lanjut Rulli, kementerian Koperasi dan UMKM selama ini melihat ada peluang yang sangat besar yang bisa dimanfaatkan. Yaitu populasi penduduk Indonesia yang di dominasi oleh usia muda yang kurang lebih 64 persen. Dalam survei selama ini diperoleh 73 % dari anak – anak muda itu memiliki minat di wirausaha. Maka dari itu pemerintah dalam beberapa tahun terakhir dengan gencar mengajak para mahasiswa untuk tidak bercita – cita menjadi pegawai tapi mendorong mereka berani menjadi wirausaha.
“Hal ini melalui pertimbangan jumlah lulusan SMA dan Perguruan Tinggi setiap tahun dengan perbandingan penerimaan tenaga kerja setiap tahunnya,” kata Rulli.
Kemudian untuk meningkatkan bisnis pelaku UMKM, pemerintah telah menyediakan skema pembiayaan dan beberapa momentum lnternasional yang menjadikan UMKM sebagai isu utama terutama tentang ekonomi hijau, pemuda dan perempuan.
Selain pengembangan UMKM, Rulli mengungkapkan, bahwa ekonomi digital memiliki peluang yang sangat besar di Indonesia dari berbagai survai di perkirakan pada tahun 2025 jumlahnya mencapai Rp 1700 trilyun dan di tahun 2030 diperkirakan mampu mencapai Rp 5400 trilyun. Kita berharap potensi ekonomi ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia dan pelaku UMKM.
“Maka itu akselerasi digital UMKM mutlak diperlukan antara lain dengan mendorong ekosistem wirausaha yang berbasiskan inovasi dan teknologi,”ujarnya.
Meski peluang UMKM besar tapi selama ini banyak kendala – kendala yang di hadapi baik bersifat teknis dan non teknis. Antara lain kata Rulli, kualitas sumber daya manusia, riset inovasi yang masih rendah, produksi yang belum efisien dan status badan hukumnya.