JAKARTA, MENARA62.COM — Muhammadiyah Jangan Hanya Berwacana, jadi pesan yang disampaikan Prof Malik Fajar dalam pengkajian Ramadhan Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta, Senin (13/5/2019).
“Muhammadiyah harus berkemajuan. Muhammadiyah itu besar dan usianya sudah 106 tahun. Muhammadiyah itu gagah, ramah, besar, dan khittahnya sangat hebat sekali. Semuanya berkemajuan. Kiyai Dahlan, nyuruh kita jadilah ulama yang berkemajuan,” ujar Malik.
Muhammadiyah sebagai sumber kekuatan, sumber inspirasi, dan sumber energi untuk mengembangkan Islam berkemajuan. Yaitu pandangan keberagamaan yang tidak melepaskan dari nilai-nilai lokal kultural. Sehingga, kehadiran Muhammadiyah mampu menciptakan suasana yang kondusif, menyenangkan dan mengembirakan.
Malik Fajar, yang pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama ini mengajak untuk menghadirkan Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaan yang mengembirakan dan menyenangkan, tidak menghakimi.
“Dengan bersikap whasatiyah sebagai pandangan solutif di era post truth seperti sekarang ini,” ujarnya.
Mantan Rektor Univeritas Muhammadiyah Malang (UMM) ini mengatakan, post truth sudah hadir jauh sebelum sekarang, hanya saja mengalami pergeseran istilah. Ia menyakini, konsep berkemajuan yang digagas oleh Muhammadiyah memiliki kompatibilitas terhadap arah pergeseran zaman. Sehingga sebagai warga persyarikatan tidak perlu mencari sumber pemahaman lain untuk bisa bertahan dan berakselerasi pada jaman yang akan datang.
“Karenanya ngurus Muhammadiyah itu harus bersungguh-sungguh, jangan asal-asalan, baru itu berkemajuan. Karenanya, dimana-mana Muhammadiyah itu harus meyakinkan, pengurusnya meyakinkan, amal usahanya meyakinkan, ortomnya meyakinkan. Jangan jumud,” ujar Malik yang juga mengingatkan agar kader Muhammadiyah jangan hanya menjadikan Islam berkemajuan sekedar tema, tetapi harus dibuktikan dengan langkah yang meyakinkan.
“Jangan minta dikasihani,” ujarnya.
Ia mengajak untuk menjadikan Muhammadiyah sebagai sumber energi dengan Islam berkemajuannya tanpa berbangga diri, jangan sombong. “Teruslah berbakti dengan rendah hati dan tawadhu,” ujarnya.