34.7 C
Jakarta

Muhammadiyah Menjadi Gerakan Rahmatan Lil ‘Alamin

Baca Juga:

SOLO,MENARA62.COM – “Muhammadiyah memaknai Jihad sebagai usaha yang sungguh-sungguh dengan jiwa, pikiran, harta, tenaga”. Pesan ini disampaikan oleh Dwi Jatmiko yang diutus oleh Majelis Tabligh dan Dakwah Komunitas (MTDK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surakarta.

Kajian ini bertempat di radio Mentari FM di Gedung Dakwah Balai Muhammadiyah Solo, pada Kamis Malam (2/1/2025)

Dalam kesempatan itu, ustaz Jatmiko mengutip firman Allah dalam Quran Surat Al-Ma’idah ayat 35, “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya, agar kamu beruntung”.

Wakil Kepala SD Muhammadiyah 1 Solo ini menjelaskan bahwa dari makna harfiah ini, jihad berarti mencurahkan segala daya dan kemampuan dalam kesulitan demi mencapai tujuan. “Tujuan Jihad itu sendiri adalah menegakkan agama Allah atau menjaga agama tetap tegak, dengan cara-cara yang sesuai dengan garis perjuangan Al Quran dan AsSunah,” ungkapnya.

Sebagai contoh, Ideologi Muhammadiyah merupakan sistem paham yang mengandung keyakinan, cita-cita, dan strategi perjuangan menjadi fondasi, bingkai, alam pikiran, dan arah dalam menghadapi persoalan-persoalan besar. Tujuan Ideologi Muhammadiyah adalah memperkokoh komitmen, militansi, soliditas dan solidaritas kolektif yang kuat di kalangan anggota, kader, dan pimpinan dalam melaksanakan misi menuju pencapaian tujuan.

Jatmiko mengingatkan, Ideologi Muhammadiyah adalah adalah paham yang mengandung keyakinan, cita-cita dan startegi perjuangan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam untuk mencapai tujuan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

“Ideologi Muhammadiyah ialah Ideologi Islam yang berkemajuan. Artinya ideologi yang memandang Islam sebagai Din al-Hadlarah, yaitu agama yang mengandung nilai-nilai ajaran tentang kemajuan untuk mewujudkan peradaban umat manusia yang utama. Ideologi Berkemajuan adalah ideologi Tajdid (Purifikasi dan Dinamisasi), bercorak reformis-modernis, bersifat washatiyah (tengah, moderat),” tambahnya.

Dia menyarankan dalam usaha meneguhkan dan mencerahkan ideologi Muhammadiyah di kalangan anggota dilakukan dengan strategi ideologisasi secara menyeluruh di seluruh institusi persyarikatan.

“Dengan penuh komitmen yang istiqamah, kepribadian yang mulia (shidiq, amanah, tabligh, dan fathanah), wawasan pemikiran dan visi yang luas, keahlian yang tinggi, dan amaliah yang unggul sehingga Muhammadiyah menjadi gerakan Islam yang benar-benar menjadi rahmatan lil `alamin,” jelasnya. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!