30.7 C
Jakarta

Muhammadiyah Patut Menjadi Contoh dalam Penanganan Covid-19

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Pimpinan Pusat Muhammadiyah bekerjasama dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengadakan Seminar Nasional dengan tema “Peran Strategis Ormas Keagamaan dalam Penanggulangan Covid-19”, Sabtu, (19/12). Acara tersebut dilakukan secara luring dan daring sesuai dengan protokol kesehatan  Covid-19.

Turut hadir dan memberikan sambutan dalam acara tersebut, Faozan Amar (Tim Kerja PP Muhammadiyah), Agus Sartono (Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK) dan Abdul Mu’ti (Sekretaris Umum PP Muhammadiyah).

Menurut Faozan, acara seminar ini diadakan untuk melihat apa saja peran strategis yang dilakukan oleh berbagai ormas keagamaan dalam penaggulangan Covid-19 ”Sinergi berbagai ormas keagamaan tanpa melihat suku, agama dan golongan adalah modal sosial yang dimiliki bangsa ini,” ujar Faozan.

Agus Sartono menyampaikan bahwa penanganan pandemi Covid-19 tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah, sinergi dengan masyarakat adalah suatu keniscayaan. “Apa yang dilakukan oleh MCCC (Muhammadiyah Command Covid Centre) sejak awal pandemi patut untuk dilihat dan ditiru oleh semua pihak,” katanya.

Bagi Abdul Mu’ti, agenda ini sebagai ikhtiar bersama-sama, ormas lintas agama untuk membantu penanganan Covid -19.“Tantangan kita kedepan adalah bagaimana kita melakukan mitigasi bencana, karena Covid-19 adalah persoalan bersama-sama dan menimbulkan persoalan dalam berbagai aspek kehidupan,” katanya.

Hadir sebagai narasumber Rahmawati Husen (Muhammadiyah Command Covid Centre), Amirsyah Tambunan (Sekjen MUI) dan Jimmy Sormin (PGI).

Rahmawati mengaku bersyukur gotong royong masyarakat di saat pandemi semakin meningkat “Alhamdulillah sekitar lebih dari Rp300 miliar sudah disalurkan oleh Muhammadiyah dalam menangani Covid-19 ini, baik itu untuk pencegahan maupun pelayanan,” ujarnya.

Dalam konteks pandemi Covid-19 dan kehidupan keagamaan menurut Amirsyah, umat harus diingatkan terus-menerus agar tidak melanggar protokol kesehatan. “Umat harus tahu mana yang dibela, agama atau hanya taklid buta pada individu? sehingga menimbulkan kerumunan. Keteladanan menjadi sangat penting dalam penanggulangan Covid,” jelas Sekjen MUI tersebut.

Terkait keteladanan, Jimmy mengakui ketika Muhammadiyah mengumumkan Muktamar ditunda hingga tahun 2022, hal tersebut  dijadikan contoh oleh kalangan gereja. “Muhammadiyah selalu kami jadikan contoh dan model, maka rumah ibadah kami jadikan sebagai sarana penting untuk edukasi dan informasi terkait pencegahan Covid-19, termasuk informasi penundaan Muktamar Muhammadiyah”.

Salah satu peserta seminar, Ja’far Hafsah, Sekjen ICMI, mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Muhammadiyah sebagai penggagas acara seminar tersebut .“Bahkan kami mendorong Muhammadiyah agar tampil sebagai koordinator, mengajak ormas lain untuk semakin bersinergi dalam penanggulan pandemi ini dan dapat difasilitasi oleh Kemenko PMK,” harapnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!