YOGYAKARTA, MENARA62.COM –– Politik jangan menebar permusuhan. Memasuki tahun politik, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengimbau seluruh umat Islam dan warga bangsa, menjadikan puasa sebagai kekuatan ruhani dan moral. Sebuah kekuatan yang mengedepankan politik mulia, santun, damai, rukun, dan menjujung tinggi kebaikan.
“Politik harus dijauhkan dari perangai yang menebar permusuhan, perpecahan, keretakkan, kegaduhan, korupsi, gratifikasi, politik uang, menggunakan segala cara, dan hal-hal yang merugikan kehidupan bangsa,” ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir pada Senin (14/5/2018) dalam Konferensi Pers Jelang Ramadhan 1439 H, seperti dilansir situs Muhammadiyah.or.id.
Kembali ditegaskan Haedar, perbedaan pilihan politik harus tetap mengedepankan toleransi, sikap bijak, dan kebersamaan serta tidak menjadikan antar komponen bangsa terbelah.
“Dukung-mendukung politik dilakukan secara wajar, beretika, dan berkeadaban agar tidak terjebak pada ekstremisme dan radikalisme dalam berpolitik. Kedepankan sikap adil dan ihsan, serta sikap tengahan dalam berpartisipasi dan terlibat dalam kontestasi politik,” ujar Haedar.
Selain itu, Haedar juga mengimbau kepada tokoh dan elite bangsa, hendaknya memberikan teladan kenegarawanan yang mengutamakan kepentingan umat dan bangsa di atas kepentingan diri dan golongan.
“Kedepankan sikap tulus dan pengkhidmatan tinggi dalam membimbing rakyat, agar menjadi warga negara yang hidup rukun, damai, toleran, sabar, dan saling mencintai dalam persaudaraan dan kemajemukan, menuju kehidupan yang berkemajuan dan berkeadaban utama,” jelasnya.
Turut mendampingi Haedar Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yunahar Ilyas, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman, Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agung Danarto, dan juga Wakil Ketua Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah Oman Fathurrahman.