YOGYAKARTA, MENARA62.COM – Saat ini Muhammadiyah telah memiliki ratusan Peguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) dan ribuan sekolah yang tersebar di Indonesia dan luar negeri. Alasan dipilihnya sektor pendidikan karena anak yang datang ke sekolah dan aktif di sekolah berpotensi lebih besar untuk meraih prestasi. Maka dari itu, dibutuhkan literasi fisik melalui Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) yang berkualitas, sehingga literasi fisik dapat berkembang secara menyeluruh.
Alasan ini disampaikan oleh Dr. Gatot Sugiharto, S.H., M.H. selaku ketua Lembaga Pengembangan Olahraga (LPO) Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam Workshop Peningkatan Aktivitas Jasmani dan Mengurangi Perilaku Sedenter pada Siswa Sekolah Dasar Muhammadiyah, yang digelar di Amphitheater A Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta pada Rabu (10/7/2024).
Menurutnya setiap orang harus memahami apa itu literasi fisik. Gatot menjelaskan literasi fisik mencakup pengetahuan, keterampilan, dan motivasi untuk aktif bergerak seumur hidup. Untuk itu, Muhammadiyah mulai dalam menerapkan literasi fisik di seluruh jenjang pendidikan.
“Pada jenjang KB-TK literasi fisik dikemas dalam bentuk permainan dan ide pembelajaran sehari-hari. Pada jenjang SD literasi fisik diterapkan dengan memperlama waktu istirahat untuk aktif secara fisik, memasukkan aktivitas fisik untuk pelajaran non-PJOK, dan mendorong ekstrakurikuler yang banyak melakukan aktivitas fisik,” jelas Gatot.
Lebih lanjut, Gatot menjelaskan pada jenjang SMP hingga SMA literasi fisik dapat diterapkan dengan memfasilitasi perkembangan ekspertis olahraga dalam pembelajaran PJOK dan memperkenalkan pembelajaran aktivitas fisik di luar sekolah melalui ekstrakurikuler.
“Terakhir, pada jenjang perguruan tinggi literasi fisik dapat diterapkan dengan menambah mata kuliah olahraga, memperbaiki fasilitas guna menunjang aktivitas fisik dalam kampus, mengembangkan program studi dan fakultas ilmu keolahragaan, dan mengadakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berkaitan dengan aktivitas fisik,” pungkasnya. (IAF).