BINJAI, MENARA62.COM -‘XHari libur nasional, Jamis (1/6/2017) ditandai sebagai kelahiran Pancasila. Oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Binjai dijadikan sebagai Hari berMuhammdiyah Binjai. 5 Cabang dan 33 ranting Muhammadiyah beserta organisasi otonom kumpul di komplek Gedung Dakwah Muhammadiyah Binjai yang terletak di ranting Pahlawan, kebun lada Binjai. Panas pagi yang mendukung membuat suasana lebih ramai. Tujuannya menghadiri Muzakarah. Selama ramadhan, muzakarah dilaksanakan 2 kali. Muzakarah pertama menampilkan 2 pembicara, Dr. Agussani M.AP (Rektor UMSU) dan Dr. Arwin Juli Rahmadi Butar Butar (Kepala Observatorium Ilmu Falak/OIF) UMSU Medan.
Dalam pembicaraan ringan sebelum dimulai muzakarah, Dr. Arwin membenarkan saat ini UMSU memiliki alat monitor ruang angkasa terbaik di Indonesia yakni Teleskop GSO RC 12 dan Mounting LX850 buatan Jerman. Acara yang dipandu oleh Ardiansyah SPdI diawali dengan pembacaan alquran oleh qori Ridho Hamdi diramaikan juga dengan kehadiran beberapa stand dari ibu ibu Aisyiyah Binjai Timur dengan produk kue kue keringnya dan ibu ibu Aisyiyah Binjai Utara dengan kebutuhan dapurnya. Termasuk toko daerah SM cabang Binjai dengan berbagai buku terbitan Percetakan Suara Muhammadiyah.
Drs. H. Yundiser dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada pemateri Dr. Arwin Juli Armadi Butar Butar sebagai alumni Institut Riset dan Penelitian Universitas Mesir yang berkenan hadir memenuhi undangan Majelis tarjih dan tajdid PDM Binjai. Beliau juga mengucapkan terimakasih kepada Majelis tarjih dan tajdid PDM Binjai, yang diketuai oleh Buya Supriyadi Hasan Basri dan As Adinata SPdI sebagai korbid. Beliau juga menyampaikan beberapa program antara lain perlunya warga persyarikatan memperhatikan kelangsungan pembangunan gedung dakwah muhammadiyah kota Binjai. Sebagai pusat kegiatan dakwah Muhammadiyah kota Binjai, keberadaan gedung dakwah harus menjadi perhatian bersama. Termasuk mesjid ranting di mana berlokasi gedung dakwah.
Dibandingkan mesjid lain, mesjid taqwa Muhammadiyah ranting Pahlawan kebun lada sudah lama tidak direnovasi. Ke depan, gedung dakwah yang terletak di ranting Pahlawan dan mesjid taqwa Muhammadiyah rantingnya, sebagai ikon Muhammadiyah kota Binjai, insya allah dapat tampil lebih elok. Ujarnya. Beliau juga menyampaikan, bahwa qori atas nama Ridho Hamdi adalah satu-sarunya calon Mubalig Muhammadiyah yang diikutsertakan dalam pendidikan kader mubalig yang dilaksanakan MUI kota Binjai.
Sementara itu, As Adinata sebagai ketua pembangunan gedung dakwah dalam sambutan pengantarnya memandu acara GAS (Gerakan Amal Saleh) menyampaikan rasa terimakasihnya kepada semua ranting yang telah melaksanakan kegiatan infak khusus jumat ke-4 untuk panitia pembangunan. Sampai saat ini, panitia masih terutang 50 an juta rupiah.
Dalam acara GAS tersebut, terkumpul infak sebanyak Rp 14513000 rupiah. Paparan yang disampaikan pemateri dengan judul Awal Ramadhan dan Syawal 1438 H di Indonesia menurut berbagai kriteria memberikan banyak pengetahuan kepada peserta. Alumni S1 Fakultas Syariah Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) dan S2 serta S3 di Institut Pusat dan Penelitian Arab di Kairo ini, lahir 07 ramadhan 1400 H/20 Juli 1980 ini memberikan pencerahan kepada peserta. Menurut penanggalan islam, awal hari dimulai sejak terbenam matahari. Beda dengan penanggalan yang dipakai masyarakat umum, ujarnya. Awal hari dimulai tengah malam. Pukul 24.00.
Dari pemahaman Muhammadiyah dengan metoda wujudul hilal dan metode yang digunakan ormas lain, termasuk pemerintah, sampai tahun 2020 awal Ramadhan dan Syawal kita tidak ada perbedaan. Termasuk arah kiblat. Kalau 1 derajat saja melencengnya 70 km lebih perbedaannya, bagaimana jauh melencengnya jika 2 atau 3 derajat. “Perputaran benda benda langit berpengaruh pada ibadah kita. Muhammadiyah tetap berkomitmen menggunakan kalender Islam,” tambahnya.
Dalam sesi diskusi, muzakarah yang dimoderatori oleh ustadz Ramdani Lc ini memberikan kesempatan luas kepada peserta. Ketidakhadiran Agussani M. AP karena menghadiri acara Muhammadiyah di Jakarta membuat peserta cukup puas.
Di akhir acara, diadakan simulasi penentuan arah kiblat di lapangan gedung dakwah yang akan digunakan untuk shalat iedul fitri oleh tim IOF UMSU Medan. Dari penjelasan tim di lapangan, peserta semakin puas, karena simulasi menggunakan alat yang canggih. Keseluruhan acara diakhiri dengan shalat zuhur berjemaah dan ramah tamah. (Fuad Binjai).