25.5 C
Jakarta

Nasehat Luqman dalam Pendidikan

Baca Juga:

Oleh : Ashari, S.IP*

Secara fisik dijelaskan Luqman Nul Hakim tidak tampan. Kulitnya hitam, pekerjaannya sebagai budak/hamba sahaya, tetapi mengapa Allah Swt berkenan menjadikan dirinya diabadikan dalam kitab suci Al-Quran sebagai salah satu nama surat yang agung, yakni surah Luqman (31). Ternyata tidak lain karena nasehatnya yang luar biasa dalam rangka pembentukan karakter anak-anaknya.

Pembentukan karakter ini, rasanya sejalan dengan tujuan akhir pendidikan nasional kita, yang kendati berganti kurikulum muaranya tetap pada peningkatan akhlak yang mulia, tidak semata mengedepankan keunggulan kognitif semata.

Beberapa nasehat Luqman yang dapat kita share adalah pertama, agar kita tetap kokoh dengan keyakinan, akidah hanya kepada Allah saja. Pendidikan kita juga mengajarkan kepada siswa/peserta didik untuk taat beragama, agama apapun, negera mempunyai kewajiban memberikan ruang kepada pemeluk agama untuk beribadah dengan khidmat sesuai dengan keyakinan.

Nasehat Luqman yang kedua adalah agar kita berbuat baik kepada orang tua. Ibu bapak kita. Ibu telah mengandung dengan keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun (selambat-lambatnya waktu menyapih yang sempurna). Pada ayat ke-13 ditambahkan dengan sangat jelas agar kita kembali mau bersyukur kepada Allah dan kepada kedua orang ibu bapak. Ayat ini ditutup dengan Hanya kepada-Kulah kembalimu.

Rasulullah Muhammad Saw dalam hadits sahih menjelaskan bahwa ridha Allah sangat tergantung dari ridha orang tua kita. Begitu sebaliknya, murka Allah juga tergantung dari murka orang tua kita. Maka sudah sangat jelas, bagaimana hak orang tua yang begitu besar dari anaknya. Bahkan sampai ada yang mengatakan pengorbanan orang tua tidak pernah akan tertukar dengan harta yang kita miliki. Itu sebabnya, kewajiban untuk berbakti kepada orang tua hanya setingkat dibawahnya kita berbakti kepada Allah Swt.

Terlebih bakti kita kepada ibu konon dijelaskan tiga tingkat diatas bakti kita kepada bapak. Hal ini mengandung maksud beban berat yang diemban oleh ibu kita melebihi bapak kita. Terlebih disaat beliau mengandung dan menyapihnya dalam keadaan susah yang bertambah-tambah, yang tidak dapat tergantikan oleh siapapun. Oleh ayah/bapak kita sekalipun. Ketika ibu hamil 7-9 bulan, tidak pernah  kita dilepas kemudian ditinggal disuatu tempat karena alasan capek.Tidak. Kemanapun kita dibawa-nya. Meski berat. Kalau ingat semua pengorbanan itu, tak terasa menetes airmata ini. Ingat dosa-dosa kita, telah berani kepadanya. Mohon ampun.

Pendidikan reguler di sekolah juga memberikan ajaran untuk berbuat baik kepada orang tuanya, termasuk taat kepada gurunya sebagai pengganti orang tua saat di sekolah. Kalau ada guru yang berperilaku amoral, culas itu adalah kasuistis. Tidak dapat digeneralisasi.

Kebaikan kita kepada orang tua ini sampai dijelaskan sangat detail pada ayat berikutnya (15): “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya dan pergauilah keduanya didunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu. Maka Ku beritakakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Ayat ini menjelaskan, kita tetap dituntut berbuat makruf (baik) kepada dua ibu bapak kita di dunia, meski mereka memaksa untuk mempersekutakan Allah Swt.  Tentu diiringi terus berdoa agar orang tua diberi hidayah oleh-Nya. Karena petunjuk hanyalah milik Allah. Sudah banyak cerita bagaimana orang diberi hudan dengan contoh-contoh yang sederhana.

Selanjutnya Luqman memberikan nasehat tentang pentingnya Ihsan. Yakni perbuatan kita, apapun dan dimanapun selalu dalam pengawasan Allah Swt. Meski kita tidak dapat menangkapnya, namun yakinlah bahwa Allah melihatnya. Sampai diberi perumpamaan meski perbuatan kita itu hanya sebesar biji sawi berada dalam batu atau di langit/di dalam bumi, niscaya Allah akan membalasnya. Karena Allah Maha Halus dan Maha Mengetahui.

Yang tidak kalah pentingnya adalah nasehat Luqman agar kita mendirikan sholat dan mengerjakan amalan yang baik mencegah perbuatan mungkar dan bersabar, terhadap sesuatu yang menimpa.  Juga tidak boleh kita berjalan dimuka bumi ini dengan sombong ( angkuh ). Karena Allah Swt tidak menyukai orang-orang sombong lagi membanggakan diri.   Semoga kita bisa memetik hikmah nasehat Luqman kepada anaknya ini.

Epilog :

Semuanya itu kalau kita korelasikan dengan tujuan pendidikan nasional yang dicanangkan, saling kait dan dukung berkelindan satu sama lainnya. Maka tidak ada salahnya sesekali kita buka nasehat luqman ini dalam kerangka untuk meletakkan pondasi karakter pada anak-anak didik kita. Nasehat Lugman ini, tidak peduli apakah kita di masa pandemi covid-19 atau kondisi normal, tetap berlaku. Inilah keistimewaan ajaran Islam. Berlaku kapan saja dan dimana saja. Sudah saatnya kita banyak belajar dari Luqman Nul Hakim ini.  Sekian

* Penulis Mengajar di SMP Muhammadiyah Turi Sleman DIY, opini pribadi

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!