32.7 C
Jakarta

Natal Hingga Tahun Baru Sebagian Besar Wilayah Indonesia Diguyur Hujan Lebat

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM –  Sekitar 93,27 persen wilayah Indonesia memasuki musim hujan pada Desember 2017 ini. Sisanya, 6,73 persen masih kemarau meski sifatnya lokal seperti sebagian wilayah di Jatim, NTT, Bali, NTB, Sulawesi dan Maluku.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menjelaskan untuk Desember puncak musim hujan terjadi di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Sementara untuk bulan Januari 2018, puncak musim hujan terjadi wilayah Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara, serta untuk wilayah lainnya di Bulan Februari 2018. Dan wilayah Papua, khususnya di bagian Tengah sekitar pegunungan Jayawijaya mengalami puncak musim hujan pada Januari 2018.

“Menjelang Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, akan terjadi hujan sedang-lebat,” papar Dwikorita, dalam siaran persnya, Selasa (19/12/2017).

Berdasarkan hasil analisa BMKG, potensi hujan lebat menjelang natal 2017 dan tahun baru 2018 cukup besar. Hal ini dikarenakan supply massa udara lembab dari Samudera  Pasifik dan Daratan Asia serta dari Samudera Hindia yang terakumulasi di wilayah kepulauan Indonesia sehingga sangat intensif penyebab tingginya potensi hujan lebat di wilayah Indonesia.

Karena itu masyarakat perlu mewaspadai hujan sedang-lebat pada Menjelang Natal (19-23 Desember 2017). Terutama mereka yang tinggal di wilayah Aceh Bagian Barat,  Pesisir Selatan Sumatera, Banten, Pesisir Utara Jawa, Sulawesi Selatan, NTB, sebagian NTT.

Sementara dalam periode natal 24-26 Desember 2017, hujan sedang-lebat, terjadi di Pesisir Selatan Sumatera Utara dan Sumatera Barat, NTB, NTT. Sulawesi Tengah, dan Papua Bagian Tengah.

Menjelang tahun baru 2018, 26-31 Desember 2017 potensi hujan sedang-lebat  terjadi di Pesisir Utara Jawa, Jateng, Jatim, Kaltara, Sulteng, Maluku.

Pada Awal tahun 1-7 Januari 2018 konsentrasi hujan sedang-lebat di Aceh, Pesisir Barat Sumatera, Jateng, Yogyakarta, Kaltim, Kaltara, Sulteng, NTT.

Selain itu lanjut  Dwikorita, masyarakat juga harus mewaspadai potensi angin kencang yang dapat mencapai lebih dari 20 knot (lebih dari 36 km/jam) yang berpotensi di beberapa wilayah Indonesia meliputi  Laut Cina Selatan, Laut Natuna, Laut Jawa, Laut Banda, Samudera Hindia Selatan Jawa Tengah hingga NTB.

“Angin kencang ini berpengaruh pada gelombang tinggi, untuk itu masyarakat perlu mewaspadai gelombang tinggi, seperti di Laut Cina Selatan dan Laut Natuna Utara dengan tinggi gelombang mencapai 6 -7 m,” sambungnya.

Pada bulan Desember hingga Januari adalah periode menguatnya pola angin baratan yang membawa dampak pada peningkatan tinggi gelombang sehingga perlu diwaspadai untuk peningkatan tinggi gelombang terutama di wilayah Perairan barat sumatera,  Laut Natuna, Laut Jawa, Laut Banda dan Perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara.

Dengan adanya situasi potensi cuaca ekstrem ini, BMKG menghimbau kepada masyarakat agar :

  • Waspada potensi genangan, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan banjir dan longsor terutama di daerah dataran rendah, daerah cekungan, bantaran kali atau sungai, perbukitan, lereng-lereng dan pegunungan
  • Waspada terhadap potensi hujan disertai angin kencang yang dapat menyebabkan pohon maupun papan reklame/baliho tumbang/roboh serta yang berbahaya bagi kapal berukuran kecil
  • Tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat/petir.
  • Waspada peningkatan ketinggian gelombang laut yang > 2.5 meter. Menunda kegiatan penangkapan ikan secara tradisional hingga gelombang tinggi mereda.
- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!