Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) jalani program sebagai relawan pencegahan penyakit kanker di Kolombo, Sri Lanka. Natalia Rahman Damayanti, mahasiswa program studi (Prodi) Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terpanggil untuk mengikuti program sebagai relawan pencegahan penyakit kanker di Kolombo, Sri Lanka.
Kanker menjadi momok bagi semua orang. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2013, penyakit ini merupakan permasalahan di Indonesia dengan prevalensi yang cukup tinggi, yaitu 1,4 per 1.000 penduduk atau sekitar 347.000 orang.
Jumlah penderita kanker di seluruh dunia terus meningkat signifikan. Laporan terbaru yang dirilis oleh International Agency for Research on Cancer, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengestimasi terdapat 18,1 juta kasus kanker baru dan 9,6 juta kematian yang terjadi pada tahun ini.
Serangan kanker yang masif ini membuat WHO memprediksi kanker bakal menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia pada akhir abad ini. Kanker bakal menjadi penghalang terbesar bagi manusia untuk meningkatkan angka harapan hidup.
Hasil laporan ini didapat setelah peneliti menganalisis data dari 185 negara di dunia dengan melihat lebih dalam pada 36 jenis kanker.
Berdasarkan data itu, ditemukan satu dari lima pria dan satu dari enam wanita bakal mengalami kanker dalam hidup mereka. Sebanyak satu dari delapan pria dan satu dari 11 wanita akan meninggal karena kanker.
KKN
Keberangkatannya ke negara di sebelah utara Samudera Hindia ini untuk menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional. Natalia mengemban misi untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat di Ibu Kota negara Sri Lanka ini.
Di sana, Natalia mengambil proyek pemberdayaan melalui program Cancer Awareness.
“Dengan ikut program ini, aku jadi lebih tertarik mengenal kanker. Biar pengetahuanya juga bisa disampaikan ke teman dan keluargaku,” katanya, seperti dilansir situs umm.ac.id pada Kamis (31/1/2019).
Natalia mulai menjalani proyek kerelawan itu sejak 19 Januari lalu hingga 27 Februari mendatang. Terselenggaranya program KKN Internasional ini merupakan salah satu skema kerjasama yang dijalin antara UMM dan AIESEC in UMM.
Di hari lain, Natalia membagi kuisioner ke masyarakat Kolombo. Tujuannya menjaring pengetahuan masyarakat umum seputar kanker. “Habis itu kita analisis kuisionernya. Besoknya kita ada presentasi pengetahuan tentang kanker,” ungkapnya.
Natalia juga melakukan kunjungan ke rumah sehat CCC House. Rumah rehabilitasi khusus penderita kanker. “Di CCC house ini kita bermain bersama anak-anak, bernyanyi, mewarnai, mancing ikan mainan, pokoknya menghibur,” terangnya.
Selain menyasar anak-anak, Natalia juga mengunjungi penderita kanker dewasa di rumah sehat lainnya. Natalia bersama satu kawan UMM-nya Rachmawati Bachruddin, memberikan dukungan dan perhatian kepada para penderita kanker.
KKN pada periode ini dibagi menjadi tiga kelompok besar, di antaranya KKN Internasional, KKN Tematik Rehabilitasi Dampak Bencana, dan KKN Regular. KKN Internasional diikuti sebanyak 27 mahasiswa yang tersebar di 7 negara.
“Yakni Malaysia sebanyak 7 mahasiswa, Thailand 12 mahasiswa, Kamboja 1 mahasiswa, Nepal 1 mahasiswa, Sri Lanka 4 mahasiswa, Polandia 1 mahasiswa, dan Ukrainia 1 mahasiswa,” ujar Ketua Divisi KKN Alik Ansyori Alamsyah.
Faktor Resiko
Situs yayasankankerindonesia.org menyebutkan sejumlah resko kanker. Yaitu, usia di atas 55 tahun. Semakin kita berusia tua, semakin besar peluang untuk kita terserang penyakit kanker. Lebih dari separuh penyakit kanker umumnya menyerang para usia lanjut di atas 60 tahun. Namun demikian kita tidak terlalu risau karena terjangkitnya penyakit kanker pada seseorang juga sagat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang lian. Ketika faktor resiko yang lain tidak mendukung, insya Allah kita akan terbebaskan dari penyakit kanker. Gaya hidup tidak sehat pada usia mudah sangat menunjuang untuk seseorang terserang penyakit kanker pada usia tuanya.
Selain faktor usia, kelebihan berat badan atau obesitas juga bisa menjadi faktor resiko. Jika BMI lebih dari 30, maka berarti Anda termasuk terkatagori sebagai penderita obesitas. Berhati-hatilah ! Obesitas termasuk faktor resiko untuk seseorang rentan terserang penyakit kanker dengan berbagai jenisnya. Terutama kanker kolon, payudara, endometrium (lapisan rahim), ginjal dan kanker esofagus. Apabila Anda saat ini termasuk orang yang obesitas, maka segeralah untuk menurunkan berat badan Anda.
Selain usia dan obesitas, merokok juga menjadi salah satu faktor rentan terserang kanker. Rokok mengandung hampir 4000 bahan kimia berbahaya untuk untuk kesehatan. Dengan menghisap sebatang rokok tiap hari, berarti telah menimbun berbagai bahan kimia berbahaya dalam tubuh untuk jangka panjang. Perokok dalam resiko yang tinggi untuk terserang berbagai penyakit berat terutama penyakit kanker.
Faktor lain adalah genetik atau keturunan. Faktor keturunan atau genetik termasuk faktor resiko yang sangat sulit diatasi. Apabila sebuah keluarga mewarisi gen yang berpotensi untuk menjadi sel kanker, maka kecenderungan keluarga tersebut memiliki resiko lebih tinggi untuk terserang penyakit kanker dibanding dengan keluarga yang tidak mewarisi gen cacat. Namun dalam banyak penelitian bahwa faktor genetik ini tidak akan banyak berpengaruh apabila faktor lingkungan bisa dikendalikan.
Dalam beberapa penelitian disebutkan bahwa faktor genetik hanya menyumbang tidak lebih dari 5-10 % dari faktor resiko kanker selebihnya sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Oleh karena itulah, bila seseorang telah mewarisi gen cacat, maka jangan terlalu panik. Insya Allah mereka mereka masih bisa terselamatkan dari serangan kanker, selama mereka bisa mengendalikan berbagai faktor lingkungan.
Terakhir, faktor resiko hormonal. Hormon estrogen bisa bertindak sebagai pemicu dan perangsang (promotor) bagi kanker tertentu seperti kanker payudara dan kanker endometrium. Pada wanita yang mengalami menstruasi dini cenderung memiliki kadar estrogen lebih tinggi sehingga resiko terbentuknya kanker payudara meningkat. Demikian wanita yang mengalami menopause lambat, cenderung memiliki kadar estrogen lebih tinggi sehingga resiko untuk terserang kanker payudara lebih tinggi ketimbang yang mengalami menopause normal.