JAKARTA, MENARA62.COM – Nuffic Neso Indonesia bekerjasama dengan PCINU Belanda & Kedutaan Besar Republik Indonesia di Belanda menggelar sesi Expert Meeting bertajuk ‘The Internationalization of Islamic Higher Education in Indonesia and the Netherlands’ pada Kamis (9/6//2022). Program yang dilaksanakan di Klooesterkeerk, Belanda ini dihadiri lebih dari 65 peserta yang merupakan rektor, wakil rektor, dekan, ketua program studi, serta perwakilan pimpinan dari perguruan tinggi keagamaan di Indonesia dan Belanda.
Program yang merupakan bagian dari rangkaian acara ‘PCINU Belanda 3rd Biennial International Conference: Reimagining Religion and Values in time of (societal) Crisis’ ini bertujuan untuk mengeksplorasi perbedaan dan persamaan sistem dan kebijakan yang diterapkan di universitas keagamaan di Indonesia dan Belanda; serta mendiskusikan titik temu dan peluang kerjasama antar perguruan tinggi di masa depan.
Peter van Tuijil, Direktur Nuffic Neso Indonesia, dalam sambutannya menegaskan pentingnya mewujudkan sinergi berkelanjutan bagi perguruan tinggi keagamaan dari Indonesia dan Belanda. “Kerjasama pendidikan keagamaan antara Indonesia – Belanda ini sejalan dengan apa yang dulu dicita-citakan tokoh Nahdlatul Ulama yang juga merupakan Presiden Republik Indonesia ke – 4 K.H Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia yang bisa terus merawat dan meruwat nilai-nilai agama yang berlandaskan ilmu pengetahuan yang komprehensif,” ungkapnya .
Lebih lanjut Peter menjelaskan Program (Expert Meeting) ini haruslah menjadi starting point yang baik untuk kelak di follow-up lebih lanjut oleh perguruan tinggi, dan tentunya juga harus melibatkan pemerintah agar manfaat kolaborasi pendidikan bisa tersebar lebih massif dan merata.
Dalam kesempatan terpisah, Din Wahid, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia, memaparkan sejumlah kolaborasi pendidikan dan riset yang telah dilakukan antara pemerintah Indonesia dan Belanda, seperti WINNER (Week of Indonesia – Netherlands Education and Research), IISMA (Indonesian International Student Mobility Program) dan program lainya.
“Program WINNER sudah kita laksanakan dalam 2 episode, yaitu di tahun 2020 dan 2021, dan saya juga mengajak bapak-ibu untuk terlibat dan berpartisipasi dalam rangkaian WINNER episode 3 yang akan dilaksanakan pada bulan Oktober tahun ini,” jelasnya.
Din juga berharap agar kelak program IISMA juga bisa disetting secara khusus bagi mahasiwa dan civitas akademika di perguruan tinggi keagamaan Islam di Indonesia, dan menjadikan Belanda sebagai destinasi belajarnya.
Expert Meeting ini menghasilkan beberapa rekomendasi bagi universitas dan pemerintah kedua negara, diantaranya: 1. Perlunya program (preparatory class) penguatan bahasa asing (Inggris) secara intensif bagi mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi keagamaan Islam di Indonesia. 2.Perlu adanya penyesuaiaan sistem kredit (SKS) yang memungkinkan mahasiswa melakukan pertukaran pelajar (exchange student) antar perguruan tinggi di Indonesia dan Belanda. 3 Memperbanyak kuota beasiswa studi/riset bagi mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi keagamaan di Indonesia dan Belanda.
Nuffic Neso Indonesia juga menggelar forum lainya yang juga merupakan bagian dari upaya penguatan kerjasama pendidikan dan riset antara Indonesia dan Belanda, yaitu melalui program ‘Indonesian NL Alumni Diaspora Reconnect’ pada 10 Juni 2022 pukul15.00 -17.00 waktu setempat. Program yang dilaksanakan di Nuffic Headquarter dan menghadirkan 30 alumni Belanda yang sedang bekerja dalam sektor pendidikan dan riset di Belanda ini bertujuan untuk hearing dan jajak pendapat dari para alumni Belanda tentang strategi penguatan Kerjasama bilateral Indonesia – Belanda di bidang pendidikan dan riset.