JAKARTA – Drs Nurul Falah Eddy Pariang, Apt kembali menduduki tapuk kepemimpinan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) setelah meraih 19 suara dari 34 suara yang diperebutkan dalam Kongres XX dan PIT (Pertemuan Ilmiah Tahunan) IAI 2018 yang digelar di Pekanbaru, 18-21 April yang baru lalu. Calon incumbent tersebut mengalahkan kandidat lain, Drs Jamaludin Al J Efendi, Apt, Ketua PD Jawa Tengah yang meraih 15 suara.
Rangkaian acara yang digelar di Labersa Grand Hotel and Convention Center, Pekanbaru Riau tersebut dibuka oleh Dirjen Farmasi dan Alat Kesehatan , Dra Maura Linda Sitanggang, PhD, Apt mewakili Menteri Kesehatan . Kendati tidak bisa hadir langsung Menkes Prof Nila Juwita Moeloek menyampaikan pesan-pesannya melalui sebuah video.
Kongres sendiri digelar 4 tahun sekali untuk memilih kepengurusan yang baru. Pada Kongres XIX yang digelar di Jakarta tahun 2014, Nurul Falah terpilih sebagai Ketua Umum. Masa kepengurusannya berakhir pada Februari 2018 lalu dan pada 20 April 2018 dini hari kembali terpilih untuk kedua kalinya.
Sebagai rangkaian dari Kongres, digelar pula Pertemuan Ilmiah Tahunan yang kali ini diikuti oleh 2000 apoteker dari seluruh Indonesia.  Dalam kegiatan itu digelar  72 topik untuk workshop dan simposium, 158 topik presentasi oral dan 64 poster ilmiah. Selain itu digelar pula pameran kesehatan yang diikuti oleh sejumlah industri kesehatan, Kementerian Kesehatan dan BPOM.
Dalam video sambutannya, Menteri Kesehatan menyampaikan harapannya agar apoteker memiliki peran yang lebih besar lagi dalam pembangunan kesehatan, yaitu melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan pendekatan keluarga melalui Permenkes no 36 tahun 2016 yaitu mendorong akses pelayanan kesehatan komprehensif kepada setiap warga negara Indonesia.
“Saat ini pembangunan ksehatan difokuskan pada 3 masalah kesehatan prioritas. Pertama percepatan pengobatan tuberculosisi melalui penjangkauan kasus yang belum terdeteksi,  meningkatkan kepatuhan pengobatan tbc dan penanganan resistensi terhadao obat  tbc, kedua menangani masalah stunting (tubuh pendek) melalui penanganan gizi yang cukup, ketiga cakupan imunisasi dan penguatan surveilans atas penyakit  yang bisa dicegah dengan imunisasi,’’ ungkap Menkes.
Menkes minta agar apoteker dapat mengoptimalikan peranan dalam mengatasi tiga masalah kesehatan prioritas tersebut. Â Keterlibatan melalui informasi dan edukasi pengobatan tbc dan pemantauant erapi obat guna mencegah resistensi obat, menjamin ketersediaan abat, vaksin dan menjamin kemanan vaksin, juga melakukan praktek kefarmasian yang profesional dan bertanggungjawab.